Reportase Kegiatan Bersepeda Dalam Mengungkapkan Fenomena-Fenomena Pencemaran UdaraVersi II (21 Mei 2009)
Pemeriksaan kondisi kualitas pencemaran kedua ini dilakukan di kawasan Surabaya Tengah berlangsung pada hari Kamis, 21 Mei 2009 pukul 08.18 WIB. Dilakukan oleh 7 orang, yaitu 4 orang divisi BABM (Bakti Alam Bakti Masyarakat) yakni Brainca, Rivel, Zein, Lusi ;1 orang AM (Anggota Muda) yaitu Yayan; dan 2 orang BPH yakni Dini (selaku ketua umum PLH SIKLUS ITS) dan Ruri (selaku Bendahara Umum PLH SIKLUS ITS). Terjadi keterlambatan selama 18 menit dari rencana awal. Hal ini diakibatkan oleh adanya personel yang datang tidak tepat waktu. Dilakukan penyampaian maksud dan tujuan oleh Brainca, briefing teknis, dan sedikit foto-foto dan berdoa sebelum berangkat hingga menghabiskan waktu selama 10 menit hingga pukul 08.28 WIB. Setelah itu kelima pelaku itupun berangkat.
Tepat pukul 08.28 WIB rombongan ini berangkat menuju persinggahan yang pertama yakni Stasiun Pencemaran Udara. Sesampainya di tempat tersebut (Convention hall, pukul 08.36 WIB) terdapat sedikit perbincangan mengenai alat tersebut. Pertama tentang kegunaan alat tersebut, alat tersebut merupakan alat pendeteksi terjadinya pencemaran udara yang kevalidannya juga dipengaruhi oleh arah mata angin. Hasil pendeteksian tersebut diolah dan menghasilkan indeks pencemaran udara yang dapat dilihat di papan peraga yang ada di pinggir-pinggir jalan.
Dalam satu hari Stasiun Pencemaran Udara mulai beroperasi mulai pukul 15.00 hingga 24 jam kemudian. Sehingga apabila sekarang adalah tanggal 1 Juni 2009 maka hasil pemeriksaan total pada hari ini dapat dilihat besok pada tanggal 2 Juni 2009 pukul 15.00 WIB (Setiap 10 menit sekali Stasiun Pencemaran Udara mengeluarkan hasil pendeteksiannya dan kesimpulan hasil pendeteksian yaitu berupa hasil pemeriksaan total). Pencemaran udara di Daerah Surabaya Pusat dapat dikategorikan ke dalam pencemran sedang, artinya tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia maupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitive dan nilai estetika.
Jika dibandingkan dengan kondisi pencemaran udara di Jakarta, maka kita boleh tenang dengan kondisi pencemaran di Surabaya. Kondisi pencemaran udara di Jakarta sungguh-sungguh tragis. Bayangkan dalam waktu 1 bulan, tingkat pencemaran sedang hanya terjadi dalam waktu 2 hari saja, selainnya tingkat pencemarannya termasuk dalam kategori tidak sehat. Namun jangan terlena akan hal tersebut karena bila tidak dilakukan langkah intensif maka kondisi di Surabaya akan menyerupai kondisi di Jakarta bahkan bisa jadi lebih parah atau mungkin saja saat ini kondisi riil-nya memang telah terjadi pencemaran udara yang sangat namun tidak terdeteksi oleh ISPU (karena selama melakukan pengamatan di beberapa titik selalu menghasilkan indeks yang sama, sehingga ada kemungkinan alat itu rusak) karena sudah terdapat indikator adanya polusi yang sangat di Jawa timur ini khususnya Surabaya yaitu adanya kenaikan suhu sekitar 1,5 derajat celcius dari 34,5 derajat celcius hingga 36,4 derajat celcius. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap polusi udara di Jawa Timur khususnya Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan (melalui study banding tentang kelayakan alat ini karena dari hasil pengamatan itu saja sudah dapat dipergunakan untuk menilai kinerja suatu kota dalam menjaga kelestarian lingkungannya).
Padahal kenaikan 1 derajat celcius tersebut melebihi angka kenaikan suhu udara tertinggi di dunia yang hanya mencapai 0,3 derajat celcius. Sehingga dapat dikatakan upaya pengendalian pencemaran udara sekarang ini sudah tak bisa ditawar lagi. “Obrolan” dilakukan hingga pukul 08.47 WIB dan dilanjutkan dengan melakukan perjalanan hingga ke Hotel Sahid. Selama diperjalanan ditemukan adanya renovasi jalan, pengerukan sungai, pembetulan bibir sungai (partikulat yang ada sudah basah terkenan air sungai) -> dekat RSJ Menur. Setelah itu menuju ke Papan Peraga yang berada di depan patung Airlangga (di perempatan Kertajaya). Terdapat beberapa taman yang sudah kami lewati, misalnya saja di pertigaan dari arah Kertajaya menuju jalan pulau-pulau dan bekas pom bensin yang lokasinya dekat MAZDA.
Taman-taman kota itu merupakan penyaring udara kotor di sekitar kawasan lokasi taman itu. Pada pukul 10.05 WIB hingga pukul 10.20 WIB peserta berada di atas jembatan, proyek (depan DELTA Plaza Surabaya), yaitu tepatnya PT. Investindo. Sebuah proyek pembangunan gedung (serupa itu) merupakan penyumbang partikulat yang cukup besar. Pada pukul 10.20 kami tiba di perempatan (pertemuan antara Jalan Pemuda, Jalan Gubernur Suryo, dll), yaitu tepatnya di GRANADA. Selama disana kami menemui aktivitas kendaraan yang sangat padat. Kami berada disana hingga pukul 10.27 WIB. Kami melanjutkan perjalanan ke Tugu Pahlawan. Kami mengambil banyak gambar selama perjalanan, seperti asap tebal yang ditimbulkan oleh penjual sate di Jalan Walikota Mustajab (10.27-10.36 WIB), Knalpot yang berada di atap restaurant di Jalan Pahlawan (mengeluarkan asap) pada pukul 11.06 WIB. Pada pukul 11.17 WIB kami sampai di depan Tugu Pahlawan (perempatan). Di tempat ini kami menemui aktivitas kendaraan yang sangat padat. Menuju ke tempat berikutnya, yaitu ke daerah Kupang. Kami melewati bangunan depan POLRES. Di tempat itu banyak sekali debu-debu bertebaran yang mengganggu para pengguna jalan. Melewati perempatan Embong Malang-Blauran-Tidar-Pasar Kembang (istirahat dari pukul 11.59-12.22 WIB). Pada Pukul 12.22-12.37 WIB berangkat masjid Samsul Huda (lewat Pasar Kembang).
Perjalanan kami selanjutnya yaitu menuju Jalan Kupang, kembali lagi ditemui aktivitas pembakaran (pembakaran terhadap sampah apapun sebenarnya tidak boleh dilakukan, karena sampah apapun seharusnya ditanam) -> 12.53-14.02. Sebentar saja kami berada di Jalan Kupang, kami, langsung melanjutkan perjalanan ke Jalan Pandigeling 169 (Castrol Dinimotor) disana ada satu pegawai mencoba gas dari salah satu sepeda motor hingga di sekitar tempat itu dipenuhi oleh asap kendaraan hitam yang pekat. Namun peserta dari kami yang bersisa 3 orang (Brain, Zein, Lusi) -> yang lainnya pulang ketika di GRANADA (Dini & Ruri) dan di Masjid Samsul Huda (Yayan). Pada pukul 13.14-13.20 WIB kami berangkat menuju Plaza BRI. Kami berada disana hingga pukul 13.28. Lanjut untuk perjalanan pulang. Waktu perjalanan pulang kita menemui dilakukannya pembakaran setumpuk sampah di plengsengsengan kali dekat Daerah Keputran.
Letak statiun stasiun pendeteksi pencemaran udara :
1. Taman Prestasi
2. Perak Timur
3. Gayungan
4. Convention Hall
5. Sukomanunggal
Letak statiun stasiun pendeteksi pencemaran udara :
1. Taman Prestasi
2. Perak Timur
3. Gayungan
4. Convention Hall
5. Sukomanunggal
No comments:
Post a Comment
Untuk siapa saja yang mengunjungi blog ini silahkan beri komentar, kritik, atau saran demi perbaikan blog supaya lebih bagus hasilnya kedepan.
Terimakasih.