Beranda

Friday, February 14, 2014

Misteri Pantai Sanggar

Misteri Pantai Sanggar

Pantai Sanggar. Ya nama salah satu obyek wisata alam yang sudah tak asing di telinga warga Tulungagung Jawa Timur. Kini pantai yang cantik ini alhamdulillah sudah dikenal banyak orang. Bahkan setelah saya search di google sudah banyak orang yang menuliskan atau memposting keindahan salah satu pantai di selatan tulungagung ini. Dulu sebelum dikenal banyak orang, saya seringkali mengunjungi pantai yang tak berpenghuni ini dengan kawan-kawan pencinta alam ekskul sma. Pertama kali saya ke Pantai Sanggar adalah pada tahun 2003 ketika saya duduk di bangku sma kelas 1. Saya pada waktu itu sedang mengikuti kegiatan aplikasi diklat pencinta alam yang bertema navigasi darat. Namun sebelumnya pantai ini sudah dijelajahi oleh  senior saya pada tahun 2001. Bahkan mereka sampai melakukan ekspedisi ke pantai yang ujung pakis, yaitu pantai yang terletak pada sisi barat pantai watu gebang hanya dengan berbekal peta, kompas dan informasi dari penduduk sekitar. Namun siapa sangka ternyata dibalik keindahan alamnya, Pantai Sanggar masih menyimpan sejuta misteri. Kali ini saya akan membagikan kisah dan pengalaman yang saya alami selama menjelajahi pantai sanggar dari kurun waktu tahun 2003 sampai tahun 2010.

Setelah saya melaksanakan diklat arismaduta yang ada di gunung budheg. saya harus melaksanakan kegiatan berikutnya yaitu aplikasi diklat bersama rekan-rekan seangkatan saya yang pada waktu itu berjumlah 9 orang. kegiatan ini kami laksanakan pada waktu bulan maret 2003. awal kisah saya sendiripun tak tahu mengenai pantai sanggar pada awalnya. namun setelah mendengar cerita dari para senior saya akhirnya saya tertarik untuk segera mengunjungi pantai ini. Pada waktu itu kami berangkat pada pukul 5 sore dari kediaman rumah pak bero salah satu warga jengglung harjo yang kami jadikan basecamp ketika mengunjungi pantai sanggar sampai sekarang. Hari sudah beranjak gelap dan kami pada waktu itu harus menyusuri lebatnya hutan dan jalan setapak yang masih tertutup semak belukar. Sekedar info jalur untuk menuju ke Pantai Sanggar pada waktu itu hanya dua. yaitu melewati hutan di belakang rumah pak bero dan yang satu lagi melewati jalur semampir di ujung desa. Hingga akhirnya kami harus mau tak mau melakukan perjalanan malam. Ketika pertama kali saya masuk hutan saya merasakan merinding sekujur tubuh seakan-akan masuk ke dimensi yang berbeda. Belum juga bau wewangian bunga yang semerbak tercium di hidung. Entah bunga apa itu saya tak tahu. Ternyata perjalanan makin ekstrim yaitu kami harus melewati jalur sungai kecil yang menuju ke laut. Mau tak mau kaki kami harus basah-basahan. Sungai kecil ini berkelok-kelok sangat membingungkan. bagi rekan-rekan yang belum pernah melewati jalur ini saya sarankan untuk tidak mencoba melewati jalur ini, karena akan sangat membahayakan dan resiko untuk tersesat juga akan makin tinggi. Malam itu saya rasakan sangat letih karena kami harus berjalan menyusuri hutan setengah jam lamanya dan menyusuri sungai yang berkelok-kelok sampai satu setengah jam. Vegetasi di hutan menuju ke pantai sanggar pada waktu itu masih sangat rapat. Berdasarkan informasi dari senior saya, ada yang pernah menemukan hewan kijang. Berarti kondisi habitat hutannya masih sangat alami. Kami pada waktu itu sampai di pantai pada pukul 21.00 dikarenakan kebanyakan berhenti di tengah perjalanan. Ada satu hal yang aneh terjadi pada saat kami menyusuri sungai, yaitu ketika suara ombak yang nampaknya mempermainkan kami. Kadang suara ombak terdengar sangat jelas di telinga kami, ini menandakan bahwa sebentar lagi kami akan tiba di pantai. Namun setelah itu tiba-tiba suara ombak menghilang lenyap tak terdengar sama sekali. hal ini terjadi berulang ulang. Namun hingga pada akhirnya kami semua selamat tiba di pantai. Pertama yang saya rasakan ketika menjejakkan kaki di Pantai Sanggar adalah ombaknya yang begitu menggelegar dan angin yang begitu kencang. Hal ini dikarenakan pantai ini berada di tepi Samudera Hindia yang terkenal dengan ombaknya yang sangat ganas. Keesokan harinya barulah kami tersadar bahwa pantai ini sangatlah cantik, bahkan bisa saya katakan melebihi pantai di kuta bali sekalipun. Salah satu daya tarik pantai ini adalah terletak pada kealamiannya. Pasir putihnya begitu halus, terumbu karangnya masih asri, vegetasi eksositemnya masih terjaga "pada waktu itu".

Pengalaman saya yang berikutnya ke pantai ini adalah ketika saya melakukan survey untuk kegiatan organisasi di kampus saya yaitu PLH Siklus ITS. Kami pada waktu itu tahun 2007 berencana mengadakan semacam penelitian di Pantai Sanggar. Kami akan melakukan analisa vegetasi hutan dan analisa sosial masyarakat di kawasan Pantai Sanggar. Saya berangkat survey dari Surabaya hanya dua orang saja. Pada saat itu kami berangkat pagi hari base camp pak bero. Setelah masuk ke dalam hutan kami menentukan jalur yang akan digunakan untuk kegiatan analisa vegetasi. Pada saat kami ingin menuju ke sebuah jalur percabangan hutan, kami tampak kebingungan karena jalurnya tiba-tiba saja menghilang. Kami harus bolak-balik sampai sekitar 5 kali hingga akhirnya kami menemukan jalurnya. Aneh padahal kami melintasi jalur itu berulang kali namun pandangan mata kami tak nampak karena jalur itu tertutup beberapa ranting pohon yang patah. Perjalanan kami lanjutkan hingga pada percabangan sungai terakhir menuju ke pantai. Sengaja kami mengikat kain biru agar pada waktu hari-H kami bisa menemukan percabangan ini. Pada waktu pelaksanaan kegiatan Bulan Mei 2007 kami berangkat berombongan dari kampus ITS Surabaya dengan menggunakan bus kampus. Pada saat itu peserta dan senior yang ikut berjumlah sekitar 30 orang. Hari pertama kami semua menginap di rumah Pak Bero. Malam itu turut hadir Kepala Desa Jengglung harjo yaitu Bapak Sumari yang memberikan wejangan dan arahan kepada kami semua.Kemudian esok harinya kami mengadakan analisa sosial masyarakat. Kami berkelompok sekitar 4-5 orang dan masing-masing kelompok disebar ke beberapa rumah-rumah penduduk sampai mendapatkan informasi yang kami perlukan mengenai pantai sanggar. Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan memberikan quesioner kepeada penduduk yang kami temui. Di salah satu kesempatan wawancara dengan penduduk ada hal menarik yang saya dapatkan. Pada waktu itu kelompok kami sedang mewawancarai salah satu penduduk yang dianggap sebagai sesepuh kampung. Beliau menceritakan bahwa sering pergi seorang diri ke pantai sanggar untuk sekedar memancing atau mencari wangsit. Beliau lalu bercerita kalau sering bertemu dengan makhluk selain manusia entah apa itu wujudnya di pantai sanggar. Bahkan beliau juga sampai mengajak mengobrol dengan mereka. Menurut beliau di pantai sanggar itu tempatnya masih "wingit" dan terdapat kerajaan ghoib yang tak kasat mata berada di tempat tersebut. Wallahu Alam. Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan kami mulai bergerak menuju ke pantai pada esok harinya. Kami melakukan analisa vegetasi untuk meneliti sebaran dan variasi jenis pohon yang berada di jalur hutan menuju pantai. setelah selesai melakukan analisa vegetasi kami melanjutkan perjalanan menyusuri sungai menuju ke pantai pada sore harinya. petualangan yang mendebarkan kami alami disini. ketika hari sudah mulai gelap. tiba-tiba saja sungai yang tadinya hanya sedalam mata kaki kini meluap sampai setinggi dada. mungkin air laut tengah pasang kami tak tahu. Kami mau tak mau harus berhati-hati dalam melangkah. semua berpegangan tangan satu-persatu bergerak perlahan menerjang air yang berada di depan kami. alhamdulillah kami akhirnya tiba di pantai sekitar pukul 19.00. kami menginap di atas bukit antara pantai ngalur dan pantai sanggar. karena jika menginap di pinggir pantai sangat berbahaya karena ombak sedang tinggi. esoknya kami melakukan analisa vegetasi kembali di hutan sepanjang garis pantai serta pengamatan dan identifikasi satwa. Hasil dari penelitian kami satu bulan kemudian kami kirimkan kepada Bapak Sumari selaku Kepala desa. Beliau juga sudah menyampaikannya kepada instansi terkait untuk mendukung pengembangan potensi wisata pantai sanggar. semoga apa yang kami lakukan bisa bermanfaat terhadap masyarakat setempat.

Survey dalam rangka penelitian tugas akhir ke Pantai Sanggar seorang diri!!

Pada Tahun 2010 saya melakukan riset kembali ke Pantai Sanggar. Riset ini dalam rangka project penelitian Tugas Akhir saya di Bidang GIS untuk pengembangan potensi wisata alam Kabupaten Tulungagung. Siang itu saya berangkat dari rumah sekitar jam 1 siang. Kemudian jam 2 saya sampai di rumah Pak Bero perangkat dusun jengglungharjo. Setelah menyampaikan izin untuk melakukan riset saya pun bergegas menuju ke Pantai lewat jalur "semampir". Waktu itu belum ada jalur kendaraan bermotor seperti sekarang (2015). Saya harus berjalan menembus hutan sekitar 1 jam untuk sampai di Pantai Ngalur. Track GPS Garmin 76 CSX mulai saya hidupkan. Saya berpapasan dengan beberapa penduduk dusun dan menanyakan hendak kemanakah saya pergi?saya menjawab mau ke pantai, kemudian mereka heran karena saya pergi ke pantai hanya seorang diri tanpa ada teman. Hehe ya namanya diuber-uber data untuk tugas akhir mau gimana lagi!! memasuki batas kampung dan hutan saya berpapasan dengan seorang bapak tua yang jangkung yang juga terheran-heran melihat saya seorang diri hendak menuju ke pantai. Dia lalu berpesan kepada saya agar berhati-hati selama perjalanan karena di pantai wingit katanya sore itu. Saya langsung merinding seketika mendengar pesan beliau. Namun dengan tekad dan keberanian yang membara akhirnya saya memutuskan untuk tetap melangkah menuju ke hutan. Sepanjang hutan saya berjalan agak setengah berlari karena waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat. Di spot-spot tertentu bulu kuduk saya merinding sekali. Namun saya harus tetap tenang dan berdoa agar saya selamat menuju ke pantai dan kembali pulang ke rumah dengan sehat wal afiat. Saya tak henti hentinya berdzikir selama perjalanan menuju ke Pantai. Apalagi ketika saya melewati sebuah pohon besar entah jenisnya apa, yang kira-kira sudah berumur ratusan tahun. Saya mengucapkan salam dan berlalu dengan bulu kuduk yang merinding. Alhamdulillah saya sampai di Pantai Ngalur pada pukul 4 sore, lalu saya track garis pantainya serta saya dokumentasikan foto pemandangan pantai yang sangat indah itu melalui kamera digital. Setelah itu saya beranjak menuju ke Pantai Sanggar melewati sebuah bukit yang didalamnya bervegetasi pandan laut. 10 menit kemudian saya tiba di pantai sanggar. Saya terkejut ketika melihat ada dua orang disana karena waktu itu pantai ini sangat sepi dan jarang dikunjungi oleh orang. Ternyata mereka adalah pemancing-mania yang sudah 2 hari menginap di pantai sanggar. Anehnya mereka bukan berasal dari Tulungagung namun dari pacitan. Wah jauh amat pak mancing sampai ke Tulungagung. Setelah menge-track garis pantai dengan gps dan mendokumentasikan pemandangan pantai saya langsung tancap gas untuk kembali ke rumah Pak Bero. Waktu sudah menujukkan pukul 16.45 WIB. Saya mau tak mau harus sedikit berlari agar tidak kemalaman untuk sampai di dusun. Setelah melewati bukit penghubung pantai, saya pun masuk ke hutan. Tiba-tiba saja srekkkk!!!!!!!!!!!! jantung saya serasa copot karena tepat didepan saya ada biawak yang besarnya hampir mirip komodo berlari menghindar. Wuihhhh saya langsung seketika juga berlari menghindar supaya tidak diserang olehnya. Cahaya senja perlahan semakin gelap. Jalan setapak di depan saya remang-remang terlihat samar. Saya harus sedikit berlari agar sampai di batas vegetasi hutan dan ladang warga. Artinya ini point safety bagi saya karena tidak ada halang rintang dan pandangan kedepan masih terbuka. Alhamdulilah dengan mngucap rasa syukur saya akhirnya tiba di dusun pada pukul 18.00 WIB dan langsung menuju ke rumah Pak Bero. Beliau sedari tadi sudah cemas menunggu kedatangan saya. Namun alhamdulllah berkat izin Allah saya selamat sampai di rumah dan bisa menceritakan pengalaman ini dengan teman-teman dan anda semua para blogger mania.

Gallery 1 Pantai Sanggar
(Foto diambil oleh tim Ekspedisi P.A Arismaduta pada Tahun 2007 SMAN 1 Boyolangu saat kegiatan ekspedisi susur sungai membelah hutan menuju ke Pantai Sanggar)
Vegetasi di Hutan Sanggar

 Sungguh sangat disayangkan banyak pohon besar yang kami temui di hutan yang ditebang oleh warga masyarakat. (Illegal Logging)


Perjalanan ekspedisi saat malam hari di Hutan Sanggar


Kondisi Pantai Sanggar saat dini hari Pukul 00.00 WIB terasa sunyi dan angker!!


Foto Penampakan Oorps (Bulatan Cahaya Kecil) di Pantai Sanggar saat dini hari Pukul 00.00 WIB 


Foto Bulan Purnama di Pantai Sanggar saat dini hari Pukul 00.00 WIB 


Tim Ekspedisi P.A Arismaduta yang masih ceria walaupun habis tersesat di hutan.


 Foto Bulan Purnama yang aneh!! di Pantai Sanggar saat dini hari Pukul 02.00 WIB (Mungkin jepretan kamera yang kurang bagus atau penampakan sesuatu yang terbang hiii!!!)


 Foto Subuh Hari di Pantai Sanggar. Maaf agak ngeblur! 

 Foto Subuh Hari di Pantai Sanggar. Maaf agak ngeblur!  

hanya itulah foto-foto yang tersisa dari ekspedisi Tim P.A Arismaduta untuk foto-foto penampakan saat malam hari banyak yang secara miterius menghilang dengan sendirinya di memori kamera!!!Wallahu A'lam Bishowab. 

(Foto diambil oleh tim UKM Pencinta Lingkungan Hidup Siklus Institut Teknologi Sepuluh Nopember / ITS  Surabaya pada Tahun 2009 saat kegiatan Pasca Latihan Dasar Kepemimpinan Diklat 19 di Pantai Sanggar)


Para peserta Landaks D-19 PLH Siklus ITS


Panorama Pantai Sanggar yang menawan


Panorama Danau di Pantai Sanggar di pagi hari


 Panorama Vegetasi Pandan Laut di Pantai Sanggar


Panorama Ombak Samudera Hindia dari atas tebing Pantai Sanggar

 Tim LANDAKS D-19 PLH Siklus ITS yang melakukan aksi Bersih Pantai

PESAN KEPADA REKAN-REKAN YANG BERKUNJUNG KE PANTAI SANGGAR :

PLEASE JANGAN NYAMPAH DI ALAM!! JANGAN KOTORI PANTAI SANGGAR DAN PANTAI MAUPUN OBYEK WISATA YANG LAIN DI TULUNGAGUNG!! JADILAH WISATAWAN/TRAVELER YANG PEDULI TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN!! MARI KITA JAGA BERSAMA KELESTARIAN HUTAN DI TULUNGAGUNG DAN INDONESIA!!


slideshow

Fotoku

Fotoku
lagi ikut lomba birdwatching

Islamic Web Category

Powered By Blogger