Diriku sempet kagum ketika Gunung Budheg yang notabene termasuk kawasan yang tandus dan gersang ternyata masih menyimpan banyak keanekaragaman flora dan fauna yang endemik. Dulu aku sempat melihat beberapa ekor ayam hutan yang mungkin endemik di pegunungan Budheg. Namun kini pada beberapa hari yang lalu ketika aq melakukan pengamatan burung tgl 2 Desember ama anak2 Pencinta Alam Arismaduta SMABOY Tulungagung, jejak-jejak atau tanda-tanda kehidupan Ayam Hutan sudah tidak nampak lagi.
Padahal dua tahun yang lalu ayam hutan merah (gallus gallus) maupun ayam hutan hijau (gallus varius) masih banyak berkeliaran disana. Sangat ironis sekali memang melihat hal tersebut karena dari tahun ke tahun populasi keanekaragaman flora dan fauna di Pegunungan Budheg semakin turun. Ini mungkin akibat perburuan liar yang bisa saja terjadi disana. Ayam hutan bisa saja sengaja ditangkap kemudian diperjualbelikan secara ilegal. Belum lagi masyarakat di sekitar sana yang sengaja membuka lahan dengan cara membakar rerumputan atau alang-alang untuk digunakan bercocok tanam. Sehingga lama-kelamaan habitat asli ayam hutan semakin terdesak oleh kegiatan pertanian atau perkebunan masyarakat sekitar.
Sebenarnya ayam hutan adalah termasuk salah satu hewan yang dilindungi oleh undang-undang karena keberadaannya di alam bebas kian menyusut (masuk dalam daftar IUCN Red List). Maka dari itu kita harus turut melestarikan ayam hutan beserta habitatnya agar tidak punah di kemudian hari sehingga anak cucu kita pun tetap bisa melihat keberadaannya secara liar di alam bebas kelak.
Dulu kami anak-anak P.A Arismaduta SMAN 1 Boyolangu (2004-2005) pernah mengadakan pengamatan ayam hutan di sekitar daerah selatan dan barat Candi Dadi. Pada waktu itu aku kebetulan jadi tim survey lokasi tempat dimana kita akan melakukan pengamatan. Kebetulan pada waktu survey aku menjumpai seekor ayam hutan merah jantan dan betina sedang mencari makan di semak semak rerumputan. Melihat kehadiran kami ayam hutan itu langsung kabur terbang menghindar.
Setelah itu aku melangkahkan kakiku ke kawasan sebelah selatan candi dadi berharap menemukan ayam hutan lebih banyak lagi. Ternyata aku beruntung sekali pada saat itu, segerombol ayam hutan terlihat jelas ketika aku berada di lembah selatan candi dadi. Akupun mengendap-endap supaya ayam hutan itu tidak mengetahui gerak-gerikku dan tidak kabur. Pada saat itu klo nggak salah terdapat kurang lebih 20-30 ekor jumlahnya. Sungguh pemandangan yang langka sekali memang pada waktu itu, dan mungkin tidak semua orang seberuntung aku bisa melihat koloni ayam hutan sebanyak itu. Sore hari itu berakhir dengan manis ketika semburat cahaya senja merona kemerah-merahan mengangkasa di ufuk barat. Kenangan indah menemukan seekor burung yang kini sudah termasuk langka tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.