Beranda

Monday, December 3, 2007

Menelusuri jejak-jejak ayam hutan di Gunung Budheg



Diriku sempet kagum ketika Gunung Budheg yang notabene termasuk kawasan yang tandus dan gersang ternyata masih menyimpan banyak keanekaragaman flora dan fauna yang endemik. Dulu aku sempat melihat beberapa ekor ayam hutan yang mungkin endemik di pegunungan Budheg. Namun kini pada beberapa hari yang lalu ketika aq melakukan pengamatan burung tgl 2 Desember ama anak2 Pencinta Alam Arismaduta SMABOY Tulungagung, jejak-jejak atau tanda-tanda kehidupan Ayam Hutan sudah tidak nampak lagi.


Padahal dua tahun yang lalu ayam hutan merah (gallus gallus) maupun ayam hutan hijau (gallus varius) masih banyak berkeliaran disana. Sangat ironis sekali memang melihat hal tersebut karena dari tahun ke tahun populasi keanekaragaman flora dan fauna di Pegunungan Budheg semakin turun. Ini mungkin akibat perburuan liar yang bisa saja terjadi disana. Ayam hutan bisa saja sengaja ditangkap kemudian diperjualbelikan secara ilegal. Belum lagi masyarakat di sekitar sana yang sengaja membuka lahan dengan cara membakar rerumputan atau alang-alang untuk digunakan bercocok tanam. Sehingga lama-kelamaan habitat asli ayam hutan semakin terdesak oleh kegiatan pertanian atau perkebunan masyarakat sekitar.


Sebenarnya ayam hutan adalah termasuk salah satu hewan yang dilindungi oleh undang-undang karena keberadaannya di alam bebas kian menyusut (masuk dalam daftar IUCN Red List). Maka dari itu kita harus turut melestarikan ayam hutan beserta habitatnya agar tidak punah di kemudian hari sehingga anak cucu kita pun tetap bisa melihat keberadaannya secara liar di alam bebas kelak.


Dulu kami anak-anak P.A Arismaduta SMAN 1 Boyolangu (2004-2005) pernah mengadakan pengamatan ayam hutan di sekitar daerah selatan dan barat Candi Dadi. Pada waktu itu aku kebetulan jadi tim survey lokasi tempat dimana kita akan melakukan pengamatan. Kebetulan pada waktu survey aku menjumpai seekor ayam hutan merah jantan dan betina sedang mencari makan di semak semak rerumputan. Melihat kehadiran kami ayam hutan itu langsung kabur terbang menghindar.




Setelah itu aku melangkahkan kakiku ke kawasan sebelah selatan candi dadi berharap menemukan ayam hutan lebih banyak lagi. Ternyata aku beruntung sekali pada saat itu, segerombol ayam hutan terlihat jelas ketika aku berada di lembah selatan candi dadi. Akupun mengendap-endap supaya ayam hutan itu tidak mengetahui gerak-gerikku dan tidak kabur. Pada saat itu klo nggak salah terdapat kurang lebih 20-30 ekor jumlahnya. Sungguh pemandangan yang langka sekali memang pada waktu itu, dan mungkin tidak semua orang seberuntung aku bisa melihat koloni ayam hutan sebanyak itu. Sore hari itu berakhir dengan manis ketika semburat cahaya senja merona kemerah-merahan mengangkasa di ufuk barat. Kenangan indah menemukan seekor burung yang kini sudah termasuk langka tak akan pernah aku lupakan seumur hidupku.

9 comments:

  1. hi! salam kenal, aku orang tulngagung juga yang kerja di surabaya, aku tertarik dengan idemu..yang berupaya untuk bermakna bagi kehidupan. bila diijinkan bila sampeyan nauik ke gunung budheg ato mo explore/ekspedisi tentang tulungagung, tolong saya di kontak lewat emailku. klo boleh aku mo join. thanks!
    sari Oktafiana
    wwww.sarioktafiana.blogspot.com
    email:sari_yellow@yahoo.co.id

    ReplyDelete
  2. ehm salam kenal juga yach..

    maksih lo udah mo ngasih comment di blog saya,
    btw mbak sari sekarang kerja dmn?
    trus klo boleh tau nih rumahnya di Tulungagung daerah mn?
    emang seneng ama kegiatan yg berbau adventure juga y?wah sama donk klo gitu!
    iya deh kapan2 klo mau ke Budheg lagi ato ekspedisi ke daerah2 yg ada di tulungagung mbak segera saya kontak.
    skli lagi trims ya mbak!

    ReplyDelete
  3. mas bagus banget tu ayamnya
    palagi ayam hutan hijau

    daripada abis dijual beliin oleh masyarakat lebih baik di domestifikasi
    di bibitkan massal
    kan jadi banyak
    ayamnya jg gak punah
    daripada di hutan lama2 pasti abis deh

    ReplyDelete
  4. makasih mas atas sarannya
    emm klo boleh tau gmn crnya mendomestifikasi ayam hutan tu mas?ditangkap aja di alam liar susah?pa lagi didomestifikasi?
    emg mas pernah nyoba?
    pnya bisnis penangkaran ayam hutan ya?

    ReplyDelete
  5. hehehe
    saya gak punya bisnis penangkaran ayam mas
    cm hobby aja
    didaerah saya (di palembang)sudah banyak yg nangkarin ayam hutan
    tp ayam hutan merah, soalnya disini cm ada ayam hutan merah
    biasanya ditangkap pake jerat (tali) yg sdah dipasang sedimikian rupa untuk menjerat kaki ayam
    tempat penangkaran ayam hutan biasanya ditempat yg tenang..

    ReplyDelete
  6. ow trnyata mas hobby mlihara ayam ya..tp jgn diadu lo mas ayam2nya he3
    emg sberapa besar mas penangkaran ayam hutan disana??
    bisnis pnangkaran ayam hutan mnurut mas mnjanjikan gak??

    ReplyDelete
  7. kalo daerah sini msh skala rumahan gitu, gak besar tp peminat ayam hutan lumayan banyak.
    apalagi ayam hutan hijau,bs jd indukan untuk menghasilkan bekisar.

    ReplyDelete
  8. salam knal mas aq orang trenggalek, numpang saran aja aq punya cita-cita mau menangkarkan ayam alas klo bisa banyak mau saya lepas di hutan daerah gunung rajekwesi setelah saya amati ayam alas yang masih anakan akan jinak jika dipelihara dari kecil jika di tangkarkan sama yang betina mungkin bisa, karena yang diburu masyarakat yang jantan dan yang betina jarang dimanfaatkan tetapi jika dapat yang dari jaring ayam akan stres 2 hari akan mati.

    ReplyDelete
  9. iya emang bagus tuh ayam hijau...sip banget untuk dijadikan indukan ayam bekisar mas..

    buat mas fajar bagus mas idenya biar ayam-ayam hutan itu tetap lestari memang perlu usaha semacam itu..slm knl buat mas. selamat menangkarkan ayam hutan!smoga sukses penangkarannya

    ReplyDelete

Untuk siapa saja yang mengunjungi blog ini silahkan beri komentar, kritik, atau saran demi perbaikan blog supaya lebih bagus hasilnya kedepan.
Terimakasih.

slideshow

Fotoku

Fotoku
lagi ikut lomba birdwatching

Islamic Web Category

Powered By Blogger