Beranda

Saturday, July 28, 2012

Ekspedisi Burung Raptor Pantai Selatan Tulungagung

Minggu,18 Oktober 2009

Minggu pagi yang cerah aku sengaja bangun pagi-pagi untuk pergi ke sekretariat Arismaduta. Kebetulan aku hari itu udah janjian ama adik-adik P.A Arismaduta untuk acara seleksi delegasi Lomba Semarang Bird Race dan Bird Story Telling 2009. Kegiatan seleksinya melalui berbagai tahapan yang harus di ikuti oleh peserta yaitu terdiri dari tes Pengamatan dan Identifikasi di Lapangan, Tes Tulis dan Tes Wawancara. Jumlah peserta yang ikut seleksi ini berjumlah 4 orang namun 1 peserta akhirnya dianggap gugur karena tidak diizinkan oleh Orang tua. Karena syarat mutlak keikutsertaan lomba adalah adanya izin dari orang tua. Akhirnya tersaringlah 3 orang peserta yang mengikuti seleksi delegasi SBR 2009 mereka adalah : TriMul, Safak dan Wira.

Untuk Tes Pengamatan dan Identifikasi di lapangan aku memutuskan untuk mengenalkan jenis-jenis burung terlebih dahulu di lokasi Pendopo dan Pasar Burung Beji Tulungagung. Setelah itu aku dan adik-adik berembug untuk memutuskan dimana lokasi yang cocok untuk spot pengamatan di Tulungagung. Ada berbagai opsi yang kutawarkan kepada mereka diantaranya di Waduk Wonorejo dan Srabah, Tanggunggunung, Campurdarat atau di Pantai Selatan (Pantai Klathak) Akhirnya aku dan adik-adik memilih lokasi terakhir yaitu spot pengamatan di sepanjang Pantai Klathak, Besole Tulungagung. Di spot pengamatan ini kita bisa melihat jenis-jenis raptor maupun burung-burung pantai. Aku sebelumnya pernah dua kali mengunjungi Pantai Klathak. Di sana terdapat sebuah perkampungan terisolir yang begitu asri dan ramah penduduknya. Pemandangan pantainya begitu alami dan tak kalah indah di bandingkan pantai-pantai yang lain yang ada di Tulungagung.

Namun untuk pertama kali aku mengunjungi pendopo Tulungagung karena disana terdapat sangkar penangkaran yang berisi berbagai jenis burung. Untuk tahap awal aku sengaja mengenalkan terlebih dahulu jenis-jenis burung yang dapat diamati lebih dekat di dalam sangkar.Aku mengajarkan kepada mereka bahwa nanti pada waktu pengamatan di alam bebas jarak burung yang kita amati tidak dapat sedekat pada waktu itu, bahkan burung-burung yang kita amati dapat terusik ketika didekati. memang pada hari minggu pagi suasana pendopo sangat ramai karena aktifitas masyarakat yang jogging.

Beberapa spesies burung yang kami amati di Pendopo Alun - Alun Tulungagung antara lain :

  1. Gelatik Jawa (Padda orizyvora)
  2. Kepodang Kuduk Hitam (Oriolus chinensis)
  3. Merak hijau (Pavo Muticus)
  4. Cucak Kutilang (Pycnonotus aurigaster)
  5. Kakaktua Jambul Kuning (Cacatua Sulphurea)
  6. Perkutut Jawa (Geopelia striata)
  7. Tekukur Biasa (Streptopelia chinensis)
  8. 2 spesies Elang yang belum bisa aku identifikasi waktu itu (sepertinya spesies Elang Jawa dan Elang Ular Bido)
  9. Kakatua Putih
  10. Dederuk Jawa
  11. Cucak Kuning
  12. Merbah Cerukcuk
  13. Delimukan Zamrud
  14. Merpati Mahkota
  15. Bambangan coklat
  16. Nuri Bayan
  17. Julang Mas
  18. Jalak Suren
  19. Jalak Putih
  20. Cucak Rawa
  21. dan berbagai burung lain yang belum sempat tercatat
Harapanku semoga burung-burung di sana terawat dengan baik. Soalnya aku miris sekali melihat kandang mereka yang campur menjadi satu di kandang yang sempit. Dengan pakan yang juga bercampur satu sama lain. Sementara itu yang lebih miris lagi melihat kandang burung elang yang seperti kandang ayam jago. sangat kecil sekali menurutku. dan tak layak karena tidak memberi keleluasaan untuk bergerak bagi si elang. karena ini burung yang dilindungi semoga Pemkab Tulungagung memperhatikan secara serius perawatannya termasuk pakan dan kesehatannya. Karena aku yakin burung ini jika dikurung alam kandang yang sebegitu sempit akan mengalami stress dan lama kelamaan burung ini akan mati sia-sia.

Kali ini aku sengaja mengarahkan adik-adik untuk ke pasar Burung Beji, supaya bisa mencerna dan memahami bagaimana pentingnya konservasi burung. Mereka disitu akan melihat tentang jenis-jenis burung yang biasa diperdagangkan baik burung yang dilindungi ataupun tidak dilindungi. Dan tentunya memberi pengetahuan bagi mereka bahwa burung-burung sekarang bisa terancam punah akibat adanya perburuan dan perdagangan burung secara terus menerus. Jenis burung yang kami amati di Pasar Burung Beji antara lain :

  1. bondol peking
  2. bondol jawa
  3. cucak kutilang
  4. merbah cerukcuk
  5. cucak ijo
  6. bentet kelabu
  7. branjangan jawa
  8. tekukur biasa
  9. dederuk jawa
  10. cucak rawa
  11. serindit jawa
  12. perkutut jawa
  13. murai batu
  14. bentet kelabu
  15. meninting kecil
  16. meninting besar
  17. love bird (gak tahu apa nama indonesia dan latinnya..hehe)
  18. manyar tempua
  19. manyar emas
  20. tiong emas
  21. dan berbagai burung lain yang belum sempat kami catat
Spot pengamatan selanjutnya adalah di areal persawahan Wajak Kidul. Disini kami menjumpai jenis burung antara lain :

  1. Bondol Jawa
  2. Bondol Peking
  3. Layang-Layang Api
  4. Walet Linchi
  5. Tekukur Biasa
  6. Blekok sawah
  7. Prenjak Padi
  8. Prenjak Kuning
  9. Prenjak Coklat
  10. Cabai Jawa
Dari sawah Wajak Kidul kami menuju ke arah selatan lebih tepatnya yaitu Jalur Pantai Selatan & Pantai Klathak. Perjalanan kesana membutuhkan waktu sekitar 1 jam dan melewati berbagai medan yang berat. Motorku saja sempat jatuh tergelincir di Jalur Pantai selatan. Untungnya kami tidak apa-apa. Disana kami menjumpai beberapa jenis burung diantaranya :

  1. Elang Hitam
  2. Alap-Alap Cina
  3. Elang Ular Bido
  4. Cucak Kutilang
  5. Madu Sriganti
  6. Tekukur Biasa
Spot pengamatan selanjutnya adalah di Pantai Gemah dan Pantai Bayem. Kami mendapati jenis burung pantai disini. Jenis burung yang berhasil kami identifikasi antara lain :
  1. Trinil Pantai
  2. Blekok Sawah
  3. Cucak Kutilang
  4. Merbah Cerukcuk
  5. Raja Udang Biru
  6. Cekakak Sungai
Harapan kami semoga burung-burung di Tulungagung tetap lestari. Mereka juga makhluk hidup yang sama seperti kita yang membutuhkan hak hidup yang layak. Hak untuk terbang bebas, hak untuk makan, minum dan melangsungkan keturunannya. Jadi cintai dan sayangi mereka dengan tidak mengurungnya dalam sangkar.  Karena menjadi pencinta burung bukan berarti harus memelihara burung dalam rumah dan dalam sangkar yang sempit. Biarkanlah mereka terbang bebas mengepakkan sayapnya yang indah di udara. :) Let's save our birds! (Tulungagung wildlife community & Arismaduta team)

slideshow

Fotoku

Fotoku
lagi ikut lomba birdwatching

Islamic Web Category

Powered By Blogger