Beranda

Monday, June 25, 2007

Pendaki dan Cerita Mistis




Gunung merupakan tempat yang mengagumkan namun juga mengerikan bagi sebagian banyak orang. Karena banyak cerita yang beredar di masyarakat bahwa sering terjadi hal-hal yang ganjil di suatu kawasan gunung. Misalnya tentang mitos pasar setan yang ada di Gunung Lawu, mitos Arjuno Lali Jiwo di Gunung arjuno dan masih banyak mitos-mitos yang lainnya. Khususnya para pendaki yang hobinya naek gunung turun gunung yang pastinya mau nggak mau harus berhadapan dengan hal-hal ghaib semacam ini. Pernah suatu ketika saya membaca email seorang pendaki di Groups yahoo. Disitu ku sebut aja si X, di bercerita klo barusan mendaki Gunung Semeru. Dalam perjalanan bersama teman-temannya menuju puncak Semeru si X ini sebelumnya ngecamp dulu di Arcopodo. Nah Ketika si X ini mo tidur, eh ada suara berisik seperti orang memasak di luar tenda dome yang mereka pasang. Kemudian si X memeriksa apakah yang terjadi di luar tenda. Tapi anehnya setelah diperiksa ternyata tidak ada apa-apa. Terus si X melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda. Namun beberapa saat kemudian dirinya mendengar suara gaduh lagi. Si X lalu membangunkan temannya temannya yang sudah terlelap tidur. Temannya lalu ngomong,"Sudah kamu masukin aja peralatan masak yang ada di luar tenda, biar nggak ada suara-suara aneh lagi". Si X kemudian menuruti perintah temannya itu, dia pun lalu memasukkan beberapa peralatan masak ke dalam tenda. Anehnya setelah itu tidak ada suara-suara gaduh yang muncul dari luar tenda. ihhh ngerii!!

Cerita kedua,(hehehe banyak amat nih ceritanya!!!). Ini cerita yang lebih syerem lagi yang saya dapat dari sebuah situs astaga.com. Ceritanya masih soal perjalanan pendakian. Tapi kali ini lain loo, ini pendakian ke Gunung Lawu. Pada suatu saat ada sekelompok pendaki (5 orang) asal dari Jakarta yang akan mendaki Gunung Lawu (Kalau nggak salah ^_^). Setibanya di pos 3 Gunung Lawu mereka disambut dengan hujan yang lumayan lebat. Lalu mereka memutuskan apakah mau lanjut ke pos beriktunya atau melanjutkan ke pos 5. Lalu mereka pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke pos 5. kemudian mereka memutuskan untuk ngecamp di pos 5. Hujan yang turun cukup lebat membuat salah satu pendaki dari lima orang anggota terkena sakit yang hebat pada waktu dini harinya. Ia menderita sakit yang hebat di punggung, seakan-akan ada sebuah batu besar yang menimpa punggungnya. Kemudian Setelah dirasa cukup kuat untuk melanjutkan perjalanan,karena pos 5 sudah cukup dekat ke puncak. Mereka dan salah satu temannnya yang cedera tadipun kembali melanjutkan ke puncak dengan membawa tas pinggang kecil sedangkan tas ranselnya dibawakan oleh temannya. Sesampainya di Puncak Lawu mereka pun bertemu pendaki asal Purwokerto,lalu dengan nyeletuk salah satu pendaki dari Purwokerto itu ngomong,"Mas boleh donk kalau nggak kuat saya bawakan,saya juga mau lho". Namun dengan terheran-heran Kelompok pendaki asal Jakarta tidak menanggapi celetukan mereka. Mereka lalu mendirikan tenda sembari menunggu indahnya matahari terbit yang akan muncul. Setelah puas menikmati keindahan susnst dan berfoto-foto grup pendaki asal Jakarta ini langsung turun ke pos 5. Sesampainya di pos 5 mereka lalu bertemu kembali dengan kelompok pendaki asal Purwokerto. Salah satu pendaki Purwokerto yang nyeletuk kemarin lalu bertanya kepada seorang pendaki asal Jakarta yang baru sakit," mas mana CEWEK BERJILBAB yang mas gendong kemarin?". Dengan bingung lalu si pendaki Jakarta ngomong,"Kami hanya berlima mas, nggak ada anggota kami yang berjilbab". Kemudian si pendaki Purwokerto menyahut dengan kaget,"Trus yang kulihat kemarin siapa dong???????!!"

Dua cerita diatas merupakan sekelumit contoh kisah-kisah mistis yang dialami para rekan-rekan seperjuangan kita para pendaki gunung. Dan saya sangat yakin bahwa masih banyak pengalaman yang aneh dan ganjil yang dialami para pendaki gunung di luar sana. Berdasarkan cerita-cerita misteri diatas mungkin itu sudah menjadi resiko kita para pendaki gunung yang sukanya berpetualang menjamah tempat-tempat yang angker dan "wingit". Dan mau nggak mau kita harus berhadapan dengan hal-hal yang semacam ini. Saya mempunyai beberapa tips yang mungkin berguna untuk temen-temen para pendaki di seluruh nusantara ketika sedang melakukan pendakian atau penjelajahan ke suatu tempat. Tips untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan saat melakukan pendakian :
1. Usahakan masalah perijinan tentang kegiatan yang akan kita laksanakan sudah beres sebelumnya, jadi kita tidak mengurus perijinan terlau mepet atau mendadak.
2. Berdoalah sebelum melakukan sebuah perjalanan.
3. Mintalah ijin dan restu orang tua. Mintalah orang tua kita senantiasa mendoakan kita agar selamat dan lancar dalam perjalanan.
4. Check lagi peralatan dan perbekalan yang kita butuhkan dalam perjalanan. Apakah ada yang kurang atau tidak.
5. Senantiasa mengingatkan taman kita dalam perjalanan jikalau teman kita tersebut berbuat hal-hal yang aneh dan mengawatirkan.
6. Kenali karakter masing-masing teman dalam satu kelompok. Ini berfungsi untuk mencegah dan meminimalisir misskomunikasi atau kesalahpahaman dalam sebuah kelompok.
7. Tanyakan kepada penduduk setempat apakah pantangan-pantangan yang dilarang ketika kita melakukan perjalanan ke sebuah tempat yang asing dan belum terjamah.
8. Jangan berpikiran yang aneh-aneh atau negatif thinking ketika dalam perjalanan
9. Jangan melamun selama perjalanan.
10.Selalu rekondisikan keadaan fisik dalam perjalanan.
11.Ketika melewati sebuah pohon besar atau area pemakaman usahakan ucapkan salam.
12.Jangan terlalu bersikap sombong dan menganggap sepele bahwa perjalanan yang kita lakukan sangatlah kecil dan ringan.
13.Senantiasa ingat kepada Yang Di Atas dalam melakukan sebuah perjalanan.
14.Jagalah kebersihan dan keanekaragaman hayati di sekeliling anda. Jangan melakukan hal-hal yang bersifat vandalisme atau perusakan.
15.Pilihlah tempat yang kondusif dan aman untuk dibuat basecamp atau mendirikan tenda.
16.Awasi sekeliling anda!!!!

Eh belom kelar loh ada satu cerita lagi yang merupakan pengalaman saya pribadi ketika sedang melakukan pendakian di Gunung Wilis. Singkat aja yaah!!Pada suatu pagi yang cerah di puncak Gunung Wilis saya dan beberapa teman saya sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan dan udara segar tiba-tiba dikagetkan oleh suara orang yang sedang Adzan. Anehnya suara itu berada kira-kira persis di sebelah puncak Gunung Wilis lainnya yang jaraknya lumayan jauh tetapi bisa dilihat dan dipantau dari puncak dimana kami berada. Bahkan ada beberapa dari teman saya yang langsung mengecheck apakah disana ada orang atau tidak. Ternyata setelah diperiksa tidak ada satupun orang disana. Suara adzan itu begitu terdengar keras sehngga kami sempat terheran-heran siapakah gerangan yang melantunkan suara adzan di puncak gunung setinggi ini. Setelah suara adzan itu hilang eh ada suara lagi yang muncul yang mengatakan,"Hai orang-orang yang beriman segera tunaikanlah shalat.................."(heheheh lupa nih terusannya gmn pokokny apada intinya suara tersebut memerintahkan kami untuk segera shalat 5 waktu. Mungkin itu pertanda bahwa kami telah meninggalkan shalat lima waktu dan itu juga merupakan peringatan kepada kami supaya tidak senantiasa meninggalkan shalat 5 waktu serta harus menunaikan kewajiban shalat 5 waktu dimanapun kami berada. Wallahu A'lam Bisshowab.

Semoga sedikit pengalaman dan hikmah yang saya alami serta tips-tips yang saya berikan tersebut dapat menjadi pelajaran yang berharga bagi para teman-temanku,rekan-rekanku dan sahabat-sahabatku para pendaki di seluruh nusantara.Amien.

Thursday, June 21, 2007

Antara Gunung dan Romantisme...

Mendaki gunung merupakan suatu aktifitas yang memang melelahkan. Namun dari aktifitas tersebut kita akan memperoleh banyak hal yang positif diantaranya adalah kedisiplinan, rasa solidaritas, rasa saling berbagi, jiwa yang pemberani, tabah untuk ditempa dan masih banyak hal-hal yang lainnya yang dapat kita peroleh dari aktifitas tersebut. Tak jarang aktifitas mendaki gunung dapat membentuk karakter, mental dan kepribadian seseorang. Seseorang yang pada mulanya sangat penakut, pada akhirnya dirinya akan berubah menjadi pemberani ketika menjalani aktifitas sebagai pendaki gunung. Dan masih banyak pelajaran dan hikmah-hikmah berharga lain yang dapat dipetik dari menjalani aktifitas yang sangat sarat akan tantangan tersebut. Saya yakin bahwa seseorang yang sangat menyukai kegiatan kepencintaalaman tidak akan rugi menjalani berbagai aktifitas di alam bebas seperti mendaki gunung (hiking), susur goa (caving), panjat tebing (rock climbing) dan sebagainya. Justru malah menambah manfaat yang sungguh sangat berguna bagi individu yang menjalaninya walaupun ditengarai bahwa sejumlah aktifitas tersebut mempunyai bahaya dan resiko tersendiri.

Dari berbagai pengalaman yang saya temukan, bahwa karakter dan kepribadian masing-masing individu atau seorang pendaki sangat tampak dan terlihat jelas ketika sedang mendaki gunung. Misalnya seorang yang memilki sifat yang egois akan lebih cenderung memimpin dan meninggalkan teman-temannya jauh di depan rombongan team serta banyak sekali watak dan tabiat seseorang yang terlihat jelas ketika mendaki gunung. Suatu saat ketika ada salah sseorang teman saya sedang berada di puncak gunung ia begitu terpesona oleh indahnya alam dan pemandangan di sebuah puncak gunung. Ia kemudian menorehkan tulisan pada secarik kertas kosong. dan ternyata apa yang di tulisnya itu? Ia menuliskan sebuah bait puisi dan kata-kata yang sangat puitis untuk mengungkapkan kekagumannya pada alam. Dari pengalaman ini dapat disimpulkan bahwa rasa romantisme dan berbagai perasaan lainnya akan muncul pada suatu saat ketika kita mendaki gunung. Dan seorang almarhum Soe Hoek Gie pun juga mengalami hal yang mungkin serupa. Ia banyak menulis puisi unutk mengungkapkan kekagumannya pada alam yang indah nan memesona. Seperti salah satu puisinya yang berjudul "Mandalawangi Pangrango" yang menggambarkan bahwa dirinya sangat mencintai alam dan keberanian hidup.

Mandalawangi Pangrango
Senja itu
Ketika matahari turun ke jurang-jurangmu
Aku datang kembali ke dalam ribaanmu
Dalam sepimu dan dalam dinginmu
Walau setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima dalam daku
Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada
Hutanmu adalah misteri segala
Cintaku dan cintamu adalah kebisuan semesta

Malam itu
Ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali dan berbicara padaku
Tentang kehampaan semua
Hidup adalah soal keberanian
Menghadapi tanda tanya tanpa kita mengerti
Tanpa kita menawar
Terimalah dan hadapilah
Dan diantara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas-batas jurangmu
Aku cinta padamu, Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup
Memang sifat kita terkadang banyak yang berubah setelah kita mempunyai "jam terbang" tinggi dari aktifitas mendaki gunung. Setelah sekian lama menikmati kebesaran Ilahi lewat serangkaian petualangan tersebut kita lama-kelamaan akan terbentuk sifat yang penuh kedewasaan. Percaya atau tidak silahkan coba melakukan aktifitas tersebut dengan teman-teman atau sahabat anda

Tuesday, June 5, 2007

Kepalan XIX PLH SIKLUS ITS







KEGIATAN PASCA LANDAKS D XIX
PENCINTA LINGKUNGAN HIDUP SIKLUS
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA


Eksotika Pantai Sanggar
Sejauh mata memandang hanya keindahan alam yang terpampang. Gugusan terumbu karang yang indah membentang, ukiran tebing-tebing karang cadas yang memesona, gelombang ombak yang dahsyat serta rerimbunan sejuk pohon tipe ekosistem pantai yang semuanya memang menyuguhkan eksotisme tersendiri.Asrinya kawasan ini tetap terjaga karena belum terjamah oleh banyak orang.Tak jarang setiap pengunjung yang ke pantai itu menjadi terpukau oleh suasana alami dan sejuta pesonanya. Pantai yang membentang luas dan berpasir putih ini sejujurnya dapat dikatakan sebagai surga alami yang terpendam.


Pantai Sanggar terletak di Kecamatan Tanggunggunung, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Pantai ini berjarak sekitar kurang lebih 35 km dari pusat kota. Secara geografis pantai ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di sebelah selatan. Hal inilah yang menyebabkan ombak di Pantai Sanggar sangatlah besar. Ketinggian ombak ketika pasang bisa mencapai kurang lebih 4 s/d 5 meter. Maka diperlukan kewaspadaan ekstra bila ingin berkunjung kesana karena ombak tidak bisa diduga datangnya dan sewaktu-waktu bisa juga mengancam keselamatan pengunjung.

Di sebelah utara pantai ini berbatasan langsung dengan hutan lindung milik Perhutani. Secara umum vegetasi hutan tersebut sangatlah rapat, terdiri dari berbagai tipe flora yang beraneka-ragam.Hutan di kawasan tersebut berjenis heterogen yang secara umun terdiri dari pohon-pohon berakar gantung yang besar-besar. Namun patut disayangkan bahwa sekarang telah terjadi kerusakan hutan yang signifikan akibat adanya penebangan liar yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat setempat maupun dari perusahaan kayu ilegal yang tidak bertanggung jawab.

Di sebelah timur Pantai yang tak berpenghuni ini berbatasan dengan Pantai Ngelur.Untuk menuju ke pantai Ngelur di butuhkan waktu sekitar 15 menit dari Pantai Sanggar.Antara Pantai Ngelur dengan Pantai Sanggar dibatasi oleh tebing karang cadas yang menjulang tinggi. Pantai Ngelur ini juga merupakan pantai yang masih alami dan mempunyai pemandangan yang indah pula. Lebih ke arah barat lagi terdapat Pantai Ujung Setran yang konon katanya mempunyai legenda ”Pasetran Gondo Mayit” yang berarti tempat penampungan tulang belulang di sebuah gua dekat pantainya. Namun sekarang gua tersebut sudah runtuh dan cerita tentang keangkeran gua dan bukit ”Gondo Mayit”tersebut kini hanyalah tinggal kenangan.

Sebelah barat Pantai Sanggar masih terdapat pantai-pantai yang masih perawan dan jarang dikunjungi antara lain pantai Watu gebang, Pantai Ujung Pakis, pantai Ujung Watu Gladhak, dll. Namun untuk akses menuju kesana sangatlah sulit dan beresiko karena jalur/vegetasi di sana masih sangat rapat dan tidak begitu jelas jalan setapaknya. Secara keseluruhan kawasan Pantai Sanggar memang tak kalah menarik dibandingkan dengan pantai-pantai yang ada di Kabupaten Tulungagung. Pantai ini memang sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan pariwisata. Namun pengembangannya menemui banyak kendala hingga sekarang. Untuk mencapai pantai ini ditempuh melalui perjalanan darat lewat dusun terdekat yaitu Dusun Ngelo, dapat ditempuh kurang lebih sekitar 2 jam (30 menit melewati hutan dan 1,5 jam menyusuri sungainya). Mungkin jalur ini tak terlalu beresiko karena jalan setapak yang ada sudah cukup jelas arahnya. Setelah itu tinggal mengikuti alur sungai yang berkelok-kelok menuju ke Pantai.

Namun dibalik keindahan Pantai Sanggar tersimpan sejuta misteri yang belum terkuak, diantaranya banyak cerita mistis-mistis yang merebak di tengah masyarakat mengenai Pantai Sanggar. Pantangan yang harus dipatuhi pengunjung ketika berada di Pantai Sanggar yaitu dilarang membuang kulit jeruk dan pisang ke air laut, berteriak-teriak, bertepuk-tangan serta memakai wewangian yang terlalu merebak. Hal ini mungkin merupakan suatu tanda jika kita berada di alam bebas sebaiknya berhati – hati, dan mengetahui adat – istiadat daerah setempat.

Di pantai ini juga terdapat gua sarang burung walet yang dulu banyak dieksploitasi masyarakat. Tetapi sekarang masyarakat sudah mulai jarang kesana karena banyak kecelakaan yang menimpa para pencari sarang burung walet sebab letak gua tersebut sangat curam dan berada langsung di tengah-tengah tebing. Untuk menuju ke gua ini cukup sulit karena harus melewati tebing-tebing yang curam dan terjal. Dalam mencari sarang burung walet pada umumnya masyarakat menggunakan cara tradisional yaitu dengan merakit sejumlah bambu-bambu yang di gunakan sebagai pijakan pada tebing-tebing. Cara ini relatif beresiko karena akan membahayakan keselamatan masyarakat itu sendiri.

Untuk base camp tempat menginap, ada dua lokasi yang dapat dipilih para pengunjung dengan menyesuaikan keadaan pasang surut air laut. Jika waktu berkunjung mendekati pertengahan bulan (tanggal 15) maka lokasi yang cocok untuk base camp adalah di bukit sebelah timur. Namun jika sebaliknya maka dapat menginap di pesisir sebelah barat Pantai Sanggar. Di tempat tersebut ada semacam pohon bakau untuk tempat berteduh dan berlindung. Demikianlah sepenggal kisah dari perjalanan yang telah dilakukan oleh Pencinta Lingkungan Hidup Siklus ITS. Tidak ada suatu hal yang lebih bermakna selain memperkenalkan pantai nan indah dan menawan ini kepada khalayak umum. Mudah – mudahan harapan masyarakat Dusun Ngelo atas pengembangan Pantai Sanggar menjadi kawasan pariwisata dapat terealisasi.


Pantai Sanggar dan Masyarakat Dusun Ngelo



Analisa yang kami lakukan berkisar tentang hubungan masyarakat di Dusun Ngelo, Kecamatan Tanggunggunung, dengan Pantai Sanggar yang akan kami tuju, beserta keadaan hutan di sekitarnya. Secara khusus hal yang kami analisa dari masyarakat adalah: sejarah yang berhubungan dengan Pantai Sanggar, latar belakang masyarakat, kebudayaan, manfaat Pantai Sanggar, peran serta masyarakat terhadap kelestarian Pantai Sanggar, dan keadaan hutan di sekitarnya.

Rupanya di Pantai Sanggar dan sekitarnya cukup banyak cerita yang beredar. Menurut penduduk banyak hal-hal gaib tentang Pantai Sanggar dan daerah di sekitarnya. Misalnya cerita tentang munculnya raksasa “buto ijo”, lokasi Pantai Sanggar sebagai tempat pertempuran dua orang pendekar , munculnya hantu seorang putri cantik, bahkan adanya tempat pesugihan tak jauh dari sana. Mengenai sejarah Pantai Sanggar sendiri, konon hutan di sekitarnya dulu merupakan tempat penguburan para romusha, budak penjajahan Jepang yang mati. Selain itu ada pula yang berpendapat nama Sanggar berasal dari kata pesanggrahan yang berarti tempat singgah karena zaman dahulu digunakan sebagai tempat singgah oleh para pengembara.

Pendidikan masyarakat sendiri hanya sampai SMP, saat ini sudah ada yang sampai SMA setelah itu mereka langsung bekerja baik sebagai petani ataupun nelayan. Alasan yang mereka kemukakan mengenai tidak dilanjutkannya pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi adalah masalah biaya. Ada pula beberapa wanita dari desa ini yang menjadi TKW di Malaysia atau Hongkong. Hubungan masyarakat dengan dunia luar salah satunya pada pemasaran hasil bumi mereka, itupun melalui penyalur yang datang ke desa. Selain itu, banyak juga penduduk desa yang merupakan pendatang dari desa-desa di sekitarnya.

Kehidupan masyarakat di sana benar-benar menunjukkan suasana kekeluargaan yang erat. Mengenai kebudayaan setempat, penduduk yang rata-rata beragama Islam ini memiliki kebiasaan melakukan kenduri atau yang biasa disebut kenduren, tak jauh beda dengan kebudayaan masyarakat Islam di Jawa lainnya. Tapi ada pula penduduk yang mengatakan tentang adanya kebiasaan nglarung/labuh laut atau melarungkan sesaji di laut.

Kepala Desa Jengglung Hardjo sendiri, Sumari, berharap agar kawasan hutan di sekitarnya tetap dijaga kelestariannya serta dimanfaatkan untuk pariwasata. Objek pariwisata yang diutamakan adalah Pantai Sanggar dan hutan serta gunung sebagai akses masuknya yang masih alami serta menjadi ciri khas tersendiri. Selama ini Pantai Sanggar belum dikenal oleh masyarakat luas, padahal keindahannya tak kalah dari pantai-pantai wisata lainnya, begitu menurut Bapak yang diiyakan oleh beberapa warga masyarakat Dusun Ngelo.

Begitulah wawancara kami dengan penduduk Dusun Ngelo dalam Analisa Sosial Masyarakat mengenai hubungan penduduk dengan lingkungan sekitarnya dalam hal ini pantai dan hutan, yang akan kami tuju dan lalui dalam kegiatan penjelajahan alam kami. Saat itu kami sudah tak sabar ingin segera melihat sendiri keindahan Pantai Sanggar yang baru Kami dengar dari penduduk tersebut. Semoga harapan warga mengenai keadaan yang lebih baik mengenai lingkungannya akan tercapai dan ada usaha untuk mewujudkannya.

Analisa Vegetasi Pantai Sanggar



Analisa vegetasi merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam KEPALAN (Kegiatan Pasca Landaks) D XIX di Pantai Sanggar, Dusun Ngelo, Tulungagung. Analisa vegetasi ini dilakukan untuk mengetahui jenis – jenis tanaman apa saja yang ada di sekitar Pantai Sanggar. Pada analisa vegetasi kali ini kami menggunakan metode kuadran dikarenakan metode yang paling mudah dan akurat berkaitan dengan jenis medan yang dicapai. Lagi pula hutan yang di kunjungi belum diketahui keadaan vegetasinya.

Luas daerah yang di Analisa sekitar dua karvak, yaitu 2 km2 , setiap karvak luasnya 1 km2 dan untuk kevaliditasan data, sample yang di ambil minimal 10%, yakni kalau dihitung dalam plot sebanyak 20 buah plot dengan masing-masing plot seluas 100m2. Dalam satu plot pengamatan dibagi menjadi empat bagian atau kuadran. Vegetasi yang diamati dari tiap kuadran adalah pohon atau tiang yang terdekat dengan titik pusat. Parameter yang diamati adalah jarak antar pohon yang terdekat dengan titik pusat, diameter batang, keliling, dan luas bidang pohon.

Alat-alat yang dipakai dalam anveg kali ini adalah sebagai berikut :
1. Tali rafia 100mX100m 3 buah
2. Herbarium 3 buah
3. Alkohol 1 botol
4. kertas koran
5. kertas HVS

Dari data yang didapat terlihat bahwa kerapatan dari kawasan hutan dan pantai di sekitar pantai masih rapat, dan juga dapat terlihat grafik penyebaran spesies tanaman. Dimulai dari daerah hutan tanaman di dominasi oleh golongan pohon kayu buta, wesen dan ketapang. Sedangkan daerah yang mendekati pantai tanaman masih hampir didominasi oleh tanaman diatas tapi sudah mulai adanya tanaman pandan. Di daerah pesisir pantai tanamannya didominasi oleh pandan dan pohon waru. Untuk wilayah terakhir yang memasuki wilayah rawa-rawa tanaman sudah mulai adanya jenis tanaman bakau dan juga masih adanya pohon waru.. Secara keseluruhan pohon waru atau Hibiscus Tiliacetus, memiliki kerapatan yang paling tinggi yaitu 21.7%, kayu wesen atau Dadonae Viscosa menempati urutan kedua dengan prosentase kerapatan 19.7%, posisi ketiga ada tanjang atau Brugurera Gymnortyca dengan prosentasi kerapatan 15.66%, Pandacus Tectorikus menyusul dengan prosentasi kerapatan 15.14%, menyusul berikutnya ketapang atau Terminalia Catappa 10.27%.

Vegetasi di kawasan Pantai Sanggar memang cukup beragam, melalui analisa vegetasi ini diharapkan keanekaragaman tersebut dapat terjaga dan dapat menunjang potensi wisata dari kawasan Pantai Sanggar. Harapan kedepan mudah-mudahan kenenekragaman hayati hutan Pantai Sanggar tetap terjaga dari perbuatan ilegal loging maupun vandalisme agar kawasan tersebut masih tetap alami seperti sedia kala.


Artikel ini spesial kami persembahkan untuk masyarakat Desa Ngelo, Bpk. Bero selaku Bayan DusunNgelo, Bpk. Samiran selaku Kepala Dusun Ngelo, Kepala Desa Jengglungharjo atas nama Bpk Sumari serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya karena telah membantu penyusunan artikel ini. Terakhir semoga harapan masyarakat desa Ngelo atas pengembangan kawasan Pantai Sanggar menjadi objek pariwisata dapat terwujud.



Pengirim :


Pencinta Lingkungan Hidup SIKLUS ITS
Sekretariat PLH SIKLUS ITS


Ruang L-100 Kantin Pusat ITS
Sukolilo, Surabaya


Telp. 0315597783


slideshow

Fotoku

Fotoku
lagi ikut lomba birdwatching

Islamic Web Category

Powered By Blogger