Beranda

Monday, December 21, 2009

Team Siklus Marine gagal tembus semifinal Kompetisi SAR Nasional SAMPOERNA RESCUE

Senin,21 Desember 2009

Dam Rolak sekitar pukul 10.30 WIB

Wajah tim marine Siklus (Patkey, Indi, Zen, Jannah, Sulis) menampakkan gurat-gurat kekecewaan atas hasil tempuh yang mereka capai di lomba BOAT RESCUE SAR SAMPOERNA kategori Pelajar / Mahasiswa yang diadakan oleh PATAGA. Mereka tampak kelelahan setelah mendayung boat di lintasan pertama dan waktu yang dicapai juga kurang maksimal namun lebih baik dari hasil yang diperoleh kemarin pada waktu babak penyisihan hari minggu. Inilah catatan waktu yang kami peroleh :

waktu 1 (Babak Penyisihan): 00.04.01 + 3 kali penalty (60") = 00.05.01

waktu 2 (Babak Perdelapan Final): 00.03.59 + 2 kali penalty (40") = 00.04.39

Pada babak penyisihan kami cukup bangga dan puas dengan catatan waktu yang diperoleh. Heran!!padahal kami sebelumnya belum sarapan pagi tapi mampu mendayung boat dengan kencang!!mungkin termotivasi gara-gara pengen cepet-cepet makan kali ya!hehehe..dan akhirnya kami pun dinyatakan lolos ke babak perdelapan final yang dihelat keesokan harinya. Namun pada esok harinya setelah kami tampil mati-matian akhirnya kami keok juga setelah catatan waktu yang kami raih tidak maksimal dan mendapatkan 2 penalty. Catatan waktu kami hanya berselisih 1 detik dengan hasil kemarin. Akhirnya kami pulang dengan wajah tertunduk namun cukup bangga dan sedikit puas karena tim kami merupakan tim boat rescue satu-satunya yang sanggup lolos ke perdelapan final dengan anggota 2 orang cewek dan 3 orang cowok, sedangkan tim yang lainnya semua beranggotakan cowok. ya gpp its okey..selamat deh buat yang menang! :)

Tuesday, December 15, 2009

Dasar - Dasar Arung Jeram (1)


Arung jeram adalah suatu aktifitas pengarungan bagian alur sungai yang berjeram/riam, dengan menggunakan wahana tertentu. Pengertian wahana dalam pengarungan sungai berjeram / riam yaitu sarana / alat yang terdiri dari perahu karet, kayak, kano dan dayung. Tujuan berarung jeram bisa dilihat dari sisi olah raga, rekreasi dan ekspedisi.

Jadi dengan demikian kita dapat definisikan bahwa olah raga Arung Jeram (White Water Rafting) merupakan olah raga mengarungi sungai berjeram, dengan menggunakan perahu karet, kayak, kano dan dayung dengan tujuan rekreasi atau ekspedisi.
Arung jeram sebagai olah raga kelompok, sangat mengandalkan pada kekompakan tim secara keseluruhan. Kerja sama yang terpadu dan pengertian yang mendalam antar awak perahu, dapat dikatakan sebagai faktor utama yang menunjang keberhasilan melewati berbagai hambatan di sungai. Tak dapat dibantah bahwa Arung Jeram merupakan olah raga yang penuh resiko (high risksport).

Namun demikian, setiap orang mampu melakukannya - asalkan dia dalam kondisi “baik”; baik dalam arti pemahaman teknis, kemampuan membaca medan secara kognitif, dan sehat fisik dan mental. Jadi,arung jeram adalah olah raga yang menuntut keterampilan. Untuk itu sangat membutuhkan waktu untuk berkembang. Perkembangan ke arah mencapai kemampuan yang prima, hanya mungkin apabila mau mempelajari sifat-sifat sungai, serta bersedia melatih diri di tempat itu. Kecuali perlu mengembangkan pengetahuan mengenai sifat-sifat sungai, wajib pula berlatih berdayung, berkayuh di sungai.

Implikasinya butuh mengembangkan kemampuan fisik, agar selalu mencapai kondisi seoptimal mungkin. Hal lain yang patut diingat, adalah berlatih cara cara menghadapi keadaan darurat di sungai. Hal ini penting untuk melatih kesiapan, kemampuan dan kepercayaan diri, apabila memang harus menghadapinya.

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam arung jeram dibedakan menurut kebutuhan kelompok/regu dan lamanya waktu mengarungi sungai, yaitu sebagai berikut:

PERALATAN REGU

  1. PERAHU KARET
    Perahu karet (Inflatable Raft) untuk keperluan olah raga arung jeram, dibuat dari bahan karet sintetis sedemikian rupa sehingga kuat tetapi tetap elastis. Hal ini dimaksudkan untuk menahan dari goresan dan benturan batu-batu sungai. Bentuk dan rancangan bagian buritan dan baluan dibuat agak mencuat agar air tidak mudah masuk dan mampu menjaga kestabilan perahu ketika melewati ombak besar. Biasanya perahu terdiri dari beberapa bagian tabung udara, hal ini dimaksudkan apabila salah satu tabung perahu bocor /pecah, maka untuk suatu saat tertentu perahu masih dapat mengapung. Ukuran panjang dan lebar perahu biasanya 2 berbanding 1, dan ini sangat tergantung pada kapasitas berat maksimum muatan perahu tersebut.

  2. DAYUNG
    Dayung sebagai alat kayuh pada olah raga arung jeram sedapat mungkin dibuat dari bahan yang kuat tetapi ringan; misalnya kayu mahogany dan kombinasi antara fiberglass dan aluminium. Dayung yang dipergunakan oleh awak perahu, panjangnya berkisar antara 4,5 - 6 kaki. Tetapi umumnya adalah 5 - 5,5 kaki. Sesungguhnya faktor penentu ukuran panjang dayung ada tiga hal, yaitu : besar badan dan kekuatan awak, diameter tabung perahu, dan fungsinya, sebagai pendayung awak atau pendayung kemudi atau kapten. Tanpa memandang besar tubuh awak perahu dan ukuran perahu, dayung yang digunakan oleh kapten adalah 5,5 - 6 kaki, sedangkan untuk awak perahu ukurannya lebih pendek.

  3. POMPA DAN PERALATAN REPARASI
    Pompa yang digunakan untuk mengisi tabung- tabung udara perahu harus selalu dibawa pada saat mengarungi sungai. Sebab hal itu untuk menjaga bila udara dalam tabung-tabung itu berkurang / kempes. Dimaksudkan dengan peralatan reparasi berkaitan dengan reparasi pompa dan perahu (karena sobek, berlubang dan lain-lain).

  4. TALI
    Perahu karet dilengkapi tali jenis karmantle sepanjang 40 meter yang digunakan sebagai tumpuan kaki, pengaman awak perahu dan tali jangkar.

  5. PETA SUNGAI
    Biasanya digunakan adalah topografi sungai. Bermanfaat sebagai petunjuk memperkirakan situasi medan dan kondisi sungai yang akan diarungi, juga daerah aliran sekitar sungai tersebut.

  6. EMBER PLASTIK ATAU GAYUNG
    Digunakan untuk menimba air yang masuk ke dalam bagian dalam perahu. Biasanya penggunaan ember / gayung ini dilakukan apabila air yang masuk masih relatif sedikit. Bila sudah terlalu banyak, untuk membuangnya lebih efisien dengan membalikkan perahu, yang tentunya terlebih dahulu perahu tersebut dibawa ke tepi. Pentingnya membuang air yang masuk ke dalam perahu ini adalah agar perahu mudah dikendalikan.

  7. PERLENGKAPAN PPPK
    Mutlak harus dibawa. Jenis dan jumlah obatnya dapat disesuaikan dengan kondisi medan dan kebutuhan selama mengarungi sungai.

Next PERLENGKAPAN PRIBADI Bersambung (Dasar-Dasar Arun Jeram 2).....

Friday, November 27, 2009

Lomba BLOG Lingkungan 2010

Ikuti Lomba Blog Lingkungan
Di South to South Festival 2010

Apa isi blogmu?

Apakah bercerita tentang pengalaman sehari-hari? Atau bercerita tentang
pengalamanmu jalan-jalan dari satu tempat ke tempat yang lain? Atau
mungkin bercerita tentang masalah-masalah lingkungan, sumberdaya alam
atau ketidakadilan lingkungan?

Kalau bener nih, udah saatnya blog kamu diikutsertakan dalam lomba blog
lingkungan.

South to South Festival 2010 mengadakan beberapa kegiatan, diantaranya
lomba blog lingkungan. Disini kamu bisa mengikutsertakan blog kamu yang
bertema lingkungan. Siapa tahu para juri akan melirik blok kamu.

South to South Festival (StoS) sendiri hadir sebagai gerakan penyadaran
dan penggalangan solidaritas lewat film dan media visual, dengan
melibatkan masyarakat kota, untuk memberikan dukungan dan kontribusi
kepada masyarakat di kawasan pengerukan.

Pada 22 - 24 Januari 2010, StoS akan memutar film-film lingkungan.
Bertemakan "We Care", StoS mengajak kamu-kamu yang ada di kota sebagai
komunitas hilir untuk ikut berpartisipasi dan berkontribusi dalam
mendukung perjuangan masyarakat di komunitas hulu.

Lomba Blog ini adalah salah satu kegiatan yang dilombakan dalam StoS,
dan ditutup pada tanggal 30 Desember 2009. Untuk keterangan lebih lanjut
silahkan klik link berikut: http://stosfestival.org/blog-competition-.html

Inga inga inga... ting.. jangan sampe nggak ikutin ya. Rugi! Selain
hadiahnya jutaan, blog kamu juga punya kesempatan dikenal oleh banyak orang.

---------------
Sekretariat South to South Festival (StoS) 2010
Jl. Mampang Prapatan II/30 RT 04/RW 07 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Telp/Fax. 021-7941559
Email : stosfilmfestival@...
Website: www.stosfestival.org
Facebook: South to South Festival 2010

South to South Festival 2010 diselenggarakan oleh JATAM, WALHI, Gekko
Studio, Ecosisters, KIARA, Sawit Watch, CSF, Solidaritas Perempuan,
SBIB, FWI, CCF Jakarta dan Goethe Institut

South to South Festival 2010 didukung oleh Consina, Inspirit, MPBI dan HFI
----------------

Wednesday, November 25, 2009

Ornamen - Ornamen Cantik di Goa

Keindahan sebuah gua dapat Anda saksikan dari berbagai bentuk dekorasi yang ada di dalamnya. Ada selendang, pilar, air terjun beku, mutiara gua, stalagmit atau stalagtit. Sebenarnya, apa pengertian dari istilah-istilah tersebut? Seperti diketahui bahwa gua yang ada di bumi ini terbentuk oleh batuan kars (batu gamping) yang terbentuk di dasar laut dalam kawasan yang luas. Ketebalan batu gamping itu bervariasi hingga mencapai ratusan meter. Proses pembentukan memerlukan waktu hingga ribuan tahun. Demikian pula dengan proses pemunculannya ke permukaan yang berlangsung dalam waktu yang sangat lama. Gua dipelajari secara serius sejak ditemukannya speleologi oleh Edward Alfred Martel pada abad ke 19. Sampai kini, ilmu tersebut masih dipakai untuk mempelajari seluk-beluk gua. Speleolog menyebut dekorasi gua dengan istilah speleothem.

Banyak dekorasi-dekorasi indah yang ada di dalam gua. Beberapa dekorasin gua yang bisa Anda temui di gua-gua adalah sebagai berikut:

Stalagtit. Stalagtit itu tumbuh dari atap sebuah gua menuju ke bawah yang terbentuk karena adanya rekahan kecil pada tubuh batu gamping yang memungkinkan terjadinya tetesan air yang mengandung larutan kalsium karbonat. Di saat itu terjadilah presipitasi sehingga terlepaslah karbondioksida dan terbentuk endapan bening yang disebut mineral kalsit.

Stalagtite

Stalagmit. Stalagtit akan mengeluarkan tetesan air. Tetesan yang berlebih dalam kurun waktu ribuan tahun akan terakumulasi ke lantai dan membentuk dekorasi tersendiri. Dekorasi yang terbentuk dari tetesan stalagtit inilah yang disebut dengan stalagmit.

Stalagmite

Coloumn atau pilar. Pilar bisa terbentuk bila stalagmit dan stalgatit bersatu membentuk sebuah dekorasi tersendiri.

Coloumn

Flowstone atau batu alir. Flowstone terbentuk dari milyaran tetesan air yang mengalir dan menyelubungi bongkahan batu atau tanah.

Flowstone

Shawl atau drapery. Bentuknya mirip selendang atau gordyn yang terbentuk dari tetesan air yang mengalir melalui dinding gua. Kadang-kadang selendang itu tembus cahaya dan berwarna-warni akibat mineral yang terkandung seperti mineral besi.

Drapery

Helectit. Ukuran helectit kecil dan tidak beraturan. Kadang-kadang bercabang dan melintir ke segala arah. Helectit terbentuk dari tetesan air yang mengalir melalui alur kecil sebagai akibat gaya kapiler. Pembentukan dekorasi itu menyalahi gaya gravitasi.

Helectit

Cave Pearl atau mutiara gua. Mutiara gua terbentuk saat kerikil terselimuti oleh mineral kalsit pada lantai sebuah gua. Sayang, dekorasi yang amat indah itu sulit Anda temui di sebuah gua.

Cave Pearl

Wednesday, November 4, 2009

Profil Riyanni Jangkaru, Presenter Jejak Petualang Idolaku


Sosok gadis muda ini memang tak asing lagi. Petualangannya menelusuri gua, mendaki gunung, arung jeram, dan masuk ke pelosok terpencil di sudut-sudut perkampungan Indonesia, sudah dapat kita saksikan dalam “Jejak Petualang”, sebuah program dokumenter yang dalam setiap tayangannya berusaha menjadi cermin dari kehidupan manusia yang tampil alami, sekaligus berkomitmen menyajikan kehidupan sebagaimana adanya.

Riyanni Djangkaru. Ia adalah salah satu dari sekian banyak calon presenter yang lolos seleksi ketat untuk bisa jadi presenter program “Jejak Petualang”. Saingannya adalah para pecinta alam, model, bahkan peragawati. Kualifikasi yang harus dipenuhi presenter “Jejak Petualang” memang termasuk berat dan tidak seperti kualifikasi presenter biasanya. Persyaratan yang dikeluarkan TV7 waktu seleksi adalah untuk gadis yang tidak hanya berparas cantik dan menarik, tapi juga harus pintar, berwawasan luas, dan menyukai kegiatan alam bebas seperti naik gunung, arung jeram, masuk gua (caving), dan menyelam (diving). Dari ratusan presenter yang ikut casting, gadis dengan tinggi badan 168 cm inilah yang akhirnya terpilih.

Berbagai persyaratan keras itu memang dibutuhkan, karena tidak seperti presenter program acara lain yang hanya dibutuhkan kehadirannya di studio TV satu hingga dua jam saja, “Jejak Petualang” menuntut sang presenter untuk hadir 24 jam penuh dalam satu hari dan masuk ke berbagai lokasi syuting di pelosok tanah air selama berminggu-minggu.

Toh Riyanni tidak keberatan. Terjun langsung dalam proses produksi “Jejak Petualang” dianggapnya sebagai sebuah pengalaman baru yang menyenangkan, yang meskipun berat, tapi layak dijalani.

Rumitnya perjalanan dalam produksi “Jejak Petualang” dan sering melihat anggota tim bekerja, rupanya membekas juga di hati Riyanni. Ia malah sempat berpikir ingin menjadi reporter kelak jika sudah lulus dari kuliah nanti. Riyanni mengaku memperoleh banyak ilmu mengenai dunia jurnalistik yang tidak pernah ia dapatkan sebelumnya.

High and Low di Jejak Petualang

Berbagai tempat menarik sudah dikunjungi oleh Riyanni. Riyanni mengaku perjalanan paling berat adalah ketika mendaki gunung Rinjani saat mempersiapkan episode “Kampung Loloan di Lombok”. Waktu itu nafasnya satu dua dalam pendakian ke puncak tertinggi ketiga di Indonesia (3726 meter di atas permukaan laut). Pendakian ke puncak Rinjani dari base camp terakhir di Plawangan Sembalun memang berat. Selain rute perjalanan yang menanjak tajam, berpasir sehingga kaki semakin berat melangkah, kadar oksigen yang ada pun sangat tipis, sehingga Riyanni dan kru TV7 lain hanya mampu berjalan dua langkah untuk kemudian berhenti dan menarik nafas. Kondisi ini semakin parah ketika malamnya Riyanni muntah-muntah akibat masuk angin. “Ini gara-gara aku mandi di Segara Anak kayaknya,” ujar Riyanni.

Paling asyik memang waktu syuting di Kampung Deru di kabupaten Ngada, NTT. “Selain udaranya sejuk, penduduknya juga ramah-ramah, di sini rasanya betah berlama-lama,” senyum Riyanni. Tim “Jejak Petualang” ketika itu harus menginap di Kampung Deru selama tiga malam untuk menyaksikan penduduk kampung menggelar Pesta Reba, pesta perdamaian antar suku yang juga pesta untuk mengucap syukur kepada leluhur atas hasil panen yang mereka terima.

Mungkin ada satu pengalaman paling unik yang tidak akan pernah bisa dilupakan Riyanni. Waktu itu tim “Jejak Petualang” sedang meliput ritual upacara adat “Rayaguban” di Sumedang. Tetapi sesudah mengikuti salah satu ritual yang mengharuskan Riyanni ikut jiarah ke makam leluhur, ia jatuh sakit. Badannya dingin, dan hidungnya tersumbat. Tukang urut yang memijatnya mengatakan bahwa ada mahluk halus yang masuk ke dalam tubuhnya. Setelah itu datang seorang “pintar” dan Riyanni dibacakan doa-doa pengusir roh halus. Dan tiba-tiba, jreng!! Riyanni sehat seperti sedia kala. Lucunya si orang "pintar" itu menambahkan lagi kalau roh halus yang masuk ke tubuh Riyanni tidak bermaksud mengganggu, tapi hanya berniat untuk kenalan saja. Ya ampun...

Tapi gadis manis ini tidak lantas menjadi kapok. Dengan semangat empat lima, ia terus melakukan petualangan. Lihat saja kulit putihnya sekarang sudah jadi kehitaman. “Ah cuek aja, ntar juga putih lagi,” katanya sambil tertawa. Mungkin malah jadi tambah hitam ya, kan kamu terus berpetualang.

Anak pertama dari empat bersaudara ini mulai terkenal sejak menjadi presenter Jejak Petualang tayangan TV7 tahun 2002 - 2006. Riyanni semakin terkenal di pertengahan tahun 2005, karena virus dengan namanya menyebar dan menginfeksi banyak komputer.[1]

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Pakuan Bogor ini sekarang masih bekerja di dunia pertelevisian meski tak lagi menjadi presenter "Jejak Petualang". Riyanni terlihat di Trans 7 dalam "Redaksi Pagi" sebagai presenter "Jalan Pagi" serta Sportawa.

Awalnya wanita berdarah Garut dan Palembang ini ingin menjadi news presenter. Meski lowongan untuk presenter olahraga telah lewat, Riyanni tetap mengirimkan lamaran. Setelah menyisihkan ratusan orang, wanita dengan tinggi 168 cm ini pun didapuk menjadi presenter Jejak Petualang.

Riyanni menikah dengan Deni Priawan pada bulan Februari 2006. Dari pernikahan ini, mereka telah mempunyai seorang anak, Brahman Ahmad Syailendra.

Tentang Riyanni

Biodata :

Nama : Riyanni Djangkaru.

Tempat / tanggal lahir : Bogor, 31 Januari 1980.

Tinggi : 168 cm. Berat : 48 kg. Hobi : Membaca dan travelling.

Binatang yang paling disukai : Ular.

Binatang yang paling dibenci : Ulat bulu.

Makanan kesukaan : Rujak buah dan Pempek.

Bintang : Aquarius.


Berita tentang Semarang Birdwatching Race 2009

Semarang, (berita2.com) :
Puluhan mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam Komunitas Pengamat Burung Se-Jawa, Minggu (25/10), mengajak masyarakat untuk lebih peduli dan mencintai burung terutama yang masuk dalam hewan yang dilindungi.

Aksi tersebut diadakan di kawasan Lapangan Pancasila, Simpang Lima Semarang dengan cara membawa berkeliling lapangan Simpang Lima sambil berorasi dan membawa poster-poster imbauan peduli lingkungan serta memunguti sampah-sampah yang berserakan.

Poster-poster yang dibawa tersebut antara lain bertuliskan "Lestarikan Hutan, Hindarkan Bencana", "Penjarakan Pembakar Hujan", dan "Sayangi Satwa Liar".

Kepada masyarakat yang berada di kawasan tersebut, mereka melakukan sosialisasi sekitar 70 jenis burung dilindungi dan hampir punah, dan diantaranya adalah burung Elang dan Gelatik Jawa.

Koordinator aksi tersebut, Yuliana Rahmawati mengatakan, aksi ini merupakan salah satu bagian dari Pekan Ilmiah Biologi yang dilakukan tiap tahun oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) jurusan biologi.

"Tujuannya adalah memberikan gambaran langsung kepada masyarakat agar mau peduli kepada berbagai burung yang hampir punah," katanya.

Selain itu, lanjut dia, aksi ini untuk mengajak masyarakat agar turut serta menjaga kelestarian lingkungan dan hutan yang menjadi habitat satwa.

"Ketika kita sudah mengenal suatu burung maka kita akan menyayangi, setelah menyayangi maka secara otomatis kita akan berusaha melindungi dengan ikut menjaga kelestarian alam sekitar," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Yuliana juga menerangkan kepada masyarakat bagaimana cara menjaga kelestarian lingkungan.

"Ketika alam sudah terjaga maka populasi burung yang berada di dalamnya juga ikut terjaga. Contoh yang mudah dalam menjaga kelestarian lingkungan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan," katanya.

Kegiatan yang diikuti oleh komunitas pengamat burung dari Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Malang ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat.

Hal itu terlihat dari cukup antusiasnya beberapa masyarakat saat mendengarkan sosialisasi yang dilakukan mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan terutama untuk menjaga kelangsungan hidup burung yang hampir punah.(*un)

Sunday, November 1, 2009

Lomba Cerpen untuk Mahasiswa Se-Indonesia

Start: Nov 1, '09 6:00p
End: Dec 15, '09
Location: STAIN Purwokerto Press
* TEMA
Kisah cinta dengan latar belakang budaya santri

* KETENTUAN
1. Melampirkan copy Kartu Mahasiswa yang masih berlaku;
2. Cerpen diketik dengan hurup time new roman size 12, batasan 5-10 halaman;
3. Cerpen yang diikutkan lomba adalah karya yang belum pernah dipublikasikan
dalam bentuk apapun;
4. Setiap peserta hanya boleh mengirimkan 1 judul saja dari karya terbaiknya;
5. Melampirkan biografi singkat maksimal 1 halaman;
6. Semua hal tersebut diemailkan ke obsesipress@... ;
7. Batas terakhir penerimaan naskah 15 Desember 2009.

* PENGUMUMAN NOMINATOR DAN PEMENANG
1 Januari 2010

* HADIAH
1. Bagi cerpen nominator dan cerpen pemenang akan dibukukan eksklusif oleh
Penerbit OBSESI Press, 3 cerpen pemenang, dan 27 cerpen nominator;
2. Bagi Juara ke-1 mendapatkan uang Rp 1.000.000; juara ke-2 Rp 500.000, juara
ke-3 Rp 500.000 ;
3. Baik nominator maupun pemenang diberi hak mendapatkan buku bunga rampai
cerpen tersebut 2 eksemplar ;
4. Baik hadiah maupun buku cerpen tersebut hanya akan diberikan jika yang
bersangkutan hadir pada acara "Peluncuran dan Diskusi Buku Cerpen Pemenang Lomba
Nasional" pada Senin 8 Februari 2010 ;
5. Jika yang bersangkutan berhalangan hadir, maka disilahkan menghubungi Panitia
(PU LPM OBSESI Edo Ahmad Baedowi 08529 3001 761/ Faqih Hamdani 085227 379 226),
dan buku cerpen akan dikirim jika sudah mengirim ongkos pengganti biaya kirim.

* DEWAN JURI
1. Abdul Wachid B.S. (Sastrawan, Kritikus Sastra, dan Dosen STAIN Purwokerto);
2. Heru Kurniawan, S.Pd., M.A. (Sastrawan, dan Dosen STAIN Purwokerto);
3. Suwito NS., M.Ag. (Direktur Penerbit STAIN Purwokerto Press, dan Dosen STAIN
Purwokerto).

sumber: http://www.stainpress.com/?p=193

Wednesday, October 28, 2009

Rangkong Papan, Spesies Terbesar dari Suku Bucerotidae


Rangkong Papan (Great Hornbill)
Status konservasi : Hampir Terancam (NT)

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Coraciiformes
Famili : Bucerotidae
Genus : Buceros
Spesies : B. bicornis

Nama binomial Buceros bicornis linnaeus, 1758

Rangkong Papan atau dalam nama ilmiahnya Buceros bicornis adalah spesies terbesar dalam suku burung Bucerotidae. Burung dewasa berukuran sangat besar, dengan panjang mencapai 160cm. Burung ini memiliki bulu berwarna hitam, dan tanduk kuning-hitam diatas paruh besar berwarna kuning. Kulit mukanya berwarna hitam dengan bulu leher berwarna kuning kecoklatan. Bulu ekor berwarna putih dengan garis hitam tebal di tengah. Tanduk burung Rangkong Papan berongga dan tidak padat. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan. Jantan dan betina dapat dibedakan dengan mudah dari matanya. Mata burung betina berwarna biru, sedangkan burung jantan bermata merah.

Populasi Rangkong Papan tersebar di hutan tropis di India, Republik Rakyat Cina, Indocina, Nepal, Bhutan, Semenanjung Malaysia dan pulau Sumatera, Indonesia. Pakan burung Rangkong Papan terdiri dari aneka buah-buahan, hewan berukuran kecil, burung, serangga dan reptil. Burung Rangkong bersifat monogami, hanya berpasangan dengan seekor lawan jenis.

Rangkong Papan bersarang di dalam lubang pohon. Pada waktu bertelur, burung betina mengurung diri di dalam lubang pohon yang hampir seluruhnya ditutup dengan lumpur, sampai anak burung mulai besar. Pada saat-saat ini, burung betina dan anak burung tergantung sepenuhnya pada burung jantan untuk memberikan makanan melalui celah kecil yang dibiarkan terbuka.

Penangkapan liar dan hilangnya habitat hutan mengancam keberadaan spesies ini. Burung Rangkong Papan dievaluasikan sebagai hampir terancam di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix I.

Tuesday, October 27, 2009

Mengintip Raptor-Raptor Migran di Dusun Banyuwindu Kendal


Raptor-Raptor Migran


Gak Keliatan Burungnya..Padahal banyak banget tuh!

Si Sari yang lagi nglamun! :)




Si Ana lagi nengok elang




Aq Lagi Ngintip Raptor

Salam Lestari!
Nggak sempet bikin reportasenya..hehe jadinya cuma ditampilin foto2nya doank..mungkin ntr menyusul lebih lengkapnya insyaAllah :P

Ini foto-foto selama kami tim Kareo Padi ITS (Aq, Sari dan Ana) yang kesemuanya anak PLH Siklus ITS lagi ikutan lomba Semarang Birdwatching Race 23-25 Oktober 2009 di Dukuh Banyuwindu, Dukuh Terpencil Di Kaki Pegunungan Ungaran Kendal. Di sana kami menemukan banyak dan beragam jenis burung diantaranya elang ular bido, elang bondol, elang alap cina, julang mas, sikep madu asia, merbah cerukcuk dll. Kebetulan sekali pada saat itu adalah saat dimana burung-burung raptor migran sedang bermigrasi ke Indonesia. Pada saat melintasi jalur persawahan di dusun tersebut, kami disuguhkan atraksi yang luar biasa dari puluhan bahkan mungkin ratusan elang yang berterbangan di udara. Subhanallah aku begitu kagum melihat pemandangan menakjubkan itu. Katanya sih dari hasil pengamatan dari sejak pukul 09.30 - 12.20 telah  tercatat 86 Elang alap cina serta 64 Sikep madu asia. 

So tetep lestarikan burung-burung Indonesia, jangan biarkan mereka punah akibat keserakahan manusia dan biarkan mereka terbang bebas merdeka mengepakkan sayapnya yang indah di alam! :):):)

Kebetulan ini ada beritanya dari suaramerdeka.com

Semarang & Sekitarnya
27 Oktober 2009
Konservasi Burung di Hutan Lindung Banyuwindu Libatkan Warga
ADA suasana yang berbeda di Dusun Banyuwindu, Desa/Kecamatan Limbangan, Kendal.

Dusun di kawasan perbukitan dengan dikelilingi hutan lindung tersebut biasanya cenderung lengang, namun beberapa hari ini banyak dijumpai puluhan anak muda yang sibuk beraktivitas.

Hilir mudik mereka masuk ke hutan lindung, serta kembali ke perkampungan. Sebagian dari anak-anak muda tersebut adalah pendatang, sudah tiga hari ini (23-25 Oktober) mereka berada di sana untuk mengikuti lomba konservasi habitat burung.

Peserta lomba dibagi dua kategori yakni siswa SMP-SMA dan mahasiswa/umum. Selain melibatkan warga setempat, kegiatan ini juga memperoleh dukungan dari LSM Patiro, Semarang Bird Comunity, serta mahasiswa Unnes Semarang jurusan Biologi.

’’Selain misi konservasi alam, khususnya kelestarian burung, kegiatan ini sebagai implementasi pengabdian kepada masyarakat. Kita juga ingin membagi pengetahuan kepada teman-teman siswa SMP-SMA tentang spesies burung di habitatnya yang alami,’’ kata Yuliana Rahmawati, mahasiswi Biologi Unnes.

Saat mengikuti kegiatan, para peserta membawa peralatan yang dibutuhkan. Seperti teropong, alat tulis dan bahkan kamera ’’SLR’’ yang dilengkapi lensa yang memadai. ’’Kriteria penilaian lomba antara lain, selain mengamati burung, peserta juga harus mendeskripsikan jenis burung yang diamati itu. Sejauhmana mereka mengetahui jenis burung, yang kemudian dipresentasikan di depan juri.’’

Koordinator Semarang Bird Comunity, Karyadi Baskoro menjelaskan Dusun Banyuwindu merupakan salah satu jalur perlintasan rutin setiap tahunnya bagi beberapa spesies burung. Dusun tersebut juga mempunyai kawasan hutan lindung yang dijaga masyarakat setempat, termasuk menjaga satwa di dalamnya. ’’Ada tiga jenis burung yang melintasi dusun ini, yakni Sikep Madu Asia, Elang Alap China dan Elang Alap Jepang. Ketiga jenis burung memulai migrasi dari Asia Utara, saat negara di sana sedang musim dingin.’’

Harimau

Untuk mencari makanan, burung bergerak secara alami ke Asia Tenggara menempuh jarak ribuan kilometer melewati Vietnam, Malaysia, hingga ke Indonesia (Sumatera, Jawa, Bali dan NTB). ’’Migrasi burung tersebut dalam jumlah besar melewati tiga jalur di Jawa, yakni utara, selatan dan tengah. Di Dusun Banyuwindu adalah jalur tengah migrasi.’’

Makanan bagi burung-burung pemangsa tersebut antara lain, burung-burung kecil, reptil, serta tikus. Setelah berburu makanan di sejumlah wilayah tanah air, burung-burung tersebut kembali ke Asia Utara -saat negara-negara di sana telah memasuki musim semi dan panas, untuk kemudian berkembang biak.

Pegiat dari Patiro, Endiyanto menambahkan masyarakat Desa Limbangan sejak bertahun-tahun lalu telah memiliki komitmen untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan mereka.

Komitmen bersama tersebut dituangkan dalam bentuk peraturan desa (Perdes) mengenai lingkungan hidup. ’’Di dalam perdes ini antara lain diatur larangan menangkap burung, mencari ikan dengan cara diracun dan memakai aliran listrik, larangan menebang pohon di lahan umum,’’ kata warga Limbangan itu.

Dia mengemukakan, apabila ada warga (setempat atau dari luar daerah) dipergoki melanggar aturan, maka yang bersangkutan dikenai sanksi seperti yang telah diatur dalam perdes. ’’Perdes juga mengatur larangan untuk berburu. Hutan lindung Banyuwindu, sampai saat ini masih terdapat beberapa satwa langka, misalnya, lutung, kijang, ular sanca, beragam burung, dan bahkan harimau pohon.’’

Sunday, October 11, 2009

Melacak Jejak Manusia Purba Gunung Kidul

Sejak 700 ribu tahun lalu Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta, telah menjadi kompleks hunian manusia purba. Mereka tinggal di ceruk dan goa di wilayah perbukitan karst ketika mayoritas daerah lain di DIY masih tergenang air.

Akhir Agustus lalu Kompas menyusuri ceruk dan goa yang di dalamnya pernah ditemukan bukti hunian manusia prasejarah dengan berbekal data Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala DI Yogyakarta.

Artefak tulang dan batu dengan mudah ditemui. Butuh perjuangan lebih keras menemukan lokasi goa dan ceruk yang umumnya terletak di tengah ladang pertanian tadah hujan atau hutan jati.

Apalagi tak ada petunjuk ceruk maupun goa tersebut sisa peninggalan zaman prasejarah. Dengan berpedoman alamat berupa nama dusun dari hunian prasejarah, kami mengunjungi sebagian dari ratusan bekas hunian makhluk prasejarah di Gunung Kidul.

Kami mengandalkan petunjuk warga yang masih mencari hijauan makanan ternak di antara tanaman jati yang meranggas pada musim kemarau. Warga desa umumnya mengenali nama ceruk-ceruk tersebut, tetapi jarang mengetahui sejarah ceruk.

Di perbatasan antara Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, seperti di Kecamatan Ponjong, kami menemukan beberapa ceruk yang pernah dihuni manusia purba. Ceruk atau goa payung itu memiliki sirkulasi udara yang baik, memperoleh cahaya matahari, dan dekat dengan sumber air berupa telaga atau sungai bawah tanah.

Song Bentar

Berada di mulut sebuah ceruk di Dusun Bentar, Desa Kenteng, Kecamatan Ponjong, yang dinamai Song Bentar, keteduhan segera menelusup. Terik matahari tengah hari seperti diusir jauh oleh bayang-bayang ceruk. Stalaktit batu kapur putih mengilap bergelantungan di atap ceruk.

Song Bentar terletak di pucuk bukit karst. Hanya butuh lima menit berjalan kaki mendaki untuk mencapainya. Dari bawah bukit, ceruk itu terlihat seperti mulut naga yang menganga lebar. Pepohonan jati di depan ceruk menyamarkan bentuk utuh Song Bentar bila dilihat dari kaki bukit karst.

Warga sekitar, seperti Sagiyo dan Tumiyem, yang bermukim tepat di bawah Song Bentar, mengaku sama sekali tidak tahu menahu ceruk tersebut pernah menjadi hunian manusia purba sampai mereka dilibatkan dalam penggalian oleh para arkeolog. Sagiyo mengaku ikut membantu pengangkatan beberapa rangka manusia purba yang tubuhnya relatif utuh.

Menurut data Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala DIY, di Song Bentar terdapat fragmen tengkorak dan tulang manusia purba Homo sapiens. Setidaknya ada delapan individu, terdiri dari lima dewasa, dua anak-anak, dan satu bayi. Beberapa alat batu, seperti batu giling, beliung persegi, dan mata panah pun banyak dijumpai di lokasi ini.

Sekitar 2 kilometer dari Song Bentar, yaitu di Dusun Kanigoro, Desa Tambakromo, Kecamatan Ponjong, terdapat hunian manusia purba lain, yaitu Song Blendrong. Ceruk ini menyerupai Song Bentar, tetapi jauh dari perkampungan penduduk dengan jalan beraspal yang masih bisa dilewati kendaraan roda dua atau roda empat.

Song Blendrong juga kaya dengan artefak peninggalan manusia purba. Di Song Blendrong kami dikejutkan banyaknya tulang yang kemungkinan berasal dari manusia purba beserta peralatan dari batu, tanduk, maupun serut dari kerang berserakan di lantai ceruk.

Lantai Song Blendrong telah banyak digali untuk diambil kandungan fosfatnya sehingga artefak itu bermunculan ke permukaan. Para petani di sekitar mulut goa baru percaya setelah melihat sendiri tulang yang di berada sana.

Ceruk di Song Bentar sebenarnya juga pernah ditambang, tetapi penambangan fosfat tersebut berhenti setelah kandungan fosfat menyusut.

Keindahan ceruk dan goa prasejarah di Gunung Kidul ini memang terancam lenyap karena aktivitas pertambangan yang tidak terkendali. Apalagi goa dan ceruk prasejarah ini terletak di ladang milik penduduk setempat. Padahal, kehadiran ceruk dan goa dalam kealamiannya dapat memberikan gambaran kemampuan nenek moyang kita bertahan hidup dengan menyiasati alam.

Kami juga mengunjungi Goa Seropan di Dusun Semuluh, Desa Gombang, Kecamatan Semanu. Goa dengan aliran sungai bawah tanah itu hanya bisa ditelusuri menggunakan senter dan belum pernah diteliti para arkeolog, tetapi juga kaya dengan tulang purba.

Bersama rekan-rekan penelusur goa dari Acintyacunyata Speleological Club, kami menyusuri lorong baru di Goa Seropan yang sebelumnya tertutup lumpur. Lorong di kedalaman 60 meter dari permukaan tanah ini tiba-tiba muncul setelah banjir besar di sungai bawah tanah tahun lalu.

Seperti di bebatuan tepian aliran sungai bawah tanah pada lorong lama yang kaya cetakan tulang purba, lorong baru ini pun menyingkap potongan tulang kaki, gigi, dan rusuk mamalia yang belum diketahui jenisnya karena belum pernah diteliti.
Sumber: http://sains.kompas.com/read/xml/2009/10/11/15555379/Melacak.Manusia.Purba.Gunung.Kidul

Boncengan Tiga Nyemplung Selokan Depan Masjid ITS

Kejadian ini mungkin udah berlangsung beberapa taon yang lalu. Emm kira-kira pas aku lagi semester 3an lah..Begini ceritanya,pada suatu hari di hutan tropis Afrika ada sebuah raja singa,,lohh koq!!ngawur!!hehe GJ...Yawdah aku ulangi lagi..ehm2..Pada suatu sore yang indah, aku dan kedua orang temenq sebut saja P dan A hendak pergi ke masjid untuk menunaikan sholat ashar berjamaah. Kami bertiga berboncengan sepseda motor milik P. Keadaan pada saat itu menjelang sore dan ditambah lagi mendung sedang menggelantung di langit ITS.
Pada saat memasuki area masjid, aku tidak menyangka dan mendapat firasat buruk klo akan terjadi musibah bagi kedua orang temanku. Hehehe!!peace!!!
Sepeda motor kami tiba-tiba saja oleng dikarenakan si P tmnq tidak bisa mengendalikan motornya, saat melintasi jembatan kecil saluran air masjid ITS.
Gubrak!!!begitu kira2 bunyinya saat motor si P nyungsep ke Got Masjid!!wkwkwk untungnya aku yang duduk paling belakang siap siaga dan gak ikutan nyungsep ke got!melihat 2 orang temenku nyungsep ke got, aku tertawa geli dan akhirnya kasihan juga terhadap mereka. :P :P :P
si P dan A tubuhnya sampe tertindih body motor. Untungnya gak ada yang patah tulang. Mereka berdua alhamdulilah hanya mengalami lecet-lecet. Sialnya kejadian yang harusnya masuk rekaman video "SPONTAN" ini dilihat para jamaah masjid ITS yang baru saja selesai menunaikan sholat berjamaah. wkwkwkwwk...
dan akhirnya beberapa orang jamaah menolong kami dan mengevakuasi 2 orang temenku yang nyungsep ke got masjid ITS!!!!Sementara itu motor si P mengalami penyok-penyok pada beberapa bagian body-nya.huahahahaha....

Sunday, October 4, 2009

Peta Gunung-Gunung di Jawa (2)

Peta Topografi Gunung Sumbing

Peta Topografi Gunung Semeru

Peta Topografi Gunung Merbabu

Peta Topografi Gunung Merapi

Peta Topografi Gunung Sindoro


Tentang Bencana Gempa Sumatra


Untuk teman2 pecinta blogger perlu ketahui..Ayat2 Allah yg berkaitan dgn waktu gempa sumbar..gempa pertama jam 17:16,gempa susulan 17:58,esoknya d jambi jam 8:52.. Nah,coba buka Alquran (QS:17ayat16,QS:17ayat58 &QS:8ayat52) semua ayat ini bercerita tentang azab Allah terhadap negri2 yg durhaka spt firaun dsb,kbtulan,ingat! Alquran g' pernah bohong..mari kita terus mngkatkan amal perbuatan baik kita,,mari kita terus berinstrospeksi diri menjadi yang lebih baik,,Wallahu A'lam

Friday, October 2, 2009

Ditemukan gunung berapi terbesar di Indonesia di Palung Sunda


Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Bandung, menilai penemuan gunung api raksasa setinggi 4.600 meter merupakan gunung api terbesar di Indonesia.

"Gunung Kerinci yang tingginya sekitar 3.800 meter dan Gunung Semeru sekitar 3.600 meter kalah dengan gunung yang baru ditemukan di perairan Bengkulu tersebut. Kalau gunung ini memang benar gunung api, maka gunung ini merupakan gunung api terbesar di Indonesia," kata Kepala PVMBG Badan Geologi, Bandung, Surono, di Jakarta, Jumat.

Lokasi gunung tersebut berada di Palung Sunda di Barat daya Sumatera, 330km dari Bengkulu, di kedalaman 5.900 meter dan puncaknya ada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut serta memiliki diameter 50 km.Menurut dia, para peneliti harus penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kepastian gunung merapi itu, seperti tingkat keaktifan magmanya, memiliki lubang pada bagian atasnya sebagai tempat untuk keluar letusan dan lainnya.

Menurut dia, bila gunung itu merupakan gunung merapi, maka sangat berbahaya bila meletus karena gunung yang berada di tengah laut itu bisa menimbulkan gelombang besar di permukaan laut, bahkan tsunami. Oleh sebab itu perlu ada perhatian serius dari pemerintah untuk mengantisipasi hal itu.

"Para peneliti juga harus melakukan pengawasan dan pemantauan mengenai kondisi gunung tersebut. Serta membuat peta rawan bencana di sekitar gunung itu, sehingga dapat mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," ujarnya.Surono memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada para peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral CGG Veritas dan Institut de Physique Globe) Paris yang menemukan gunung api raksasa tersebut.

Ia memprediksi gunung api yang ditemukan itu sebelumnya pernah beberapa kali meletus, sehingga material-material letusannya membuat gunung itu semakin besar seperti sekarang ini.Sebelumnya, Riset Kelautan BPPT, LIPI, Departemen ESDM dan CGGVeritas serta IPG (Institut de Physique du Globe) Paris menemukan adanya gunung api raksasa bawah laut dengan diameter mencapai 50km dan tinggi sampai 4.600 meter di 330km arah barat Kota Bengkulu."Gunung api ini sangat besar dan tinggi.

Di daratan Indonesia tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua," kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam, BPPT, Yusuf Surachman kepada wartawan di Jakarta, Kamis (28/5).Gunung ini diketahui memiliki kaldera yang menandainya sebagai gunung api, ia mengaku belum mengetahui tingkat keaktifan gunung api tersebut.

"Bagaimanapun gunung api bawah laut sangat berbahaya jika meletus," katanya.Survei yang menggunakan kapal seismik Geowave Champion canggih milik CGGVeritas itu merupakan yang pertama di dunia karena menggunakan streamer terpanjang, 15 km, dari yang pernah dilakukan oleh kapal survei seismik.Tujuan dari survei tersebut untuk mengetahui struktur geologi dalam (penetrasi sampai 50km), meliputi Palung Sunda, Prisma Akresi, Tinggian Busur Luar (Outer Arc High) dan Cekungan Busur Muka (Fore Arc Basin) perairan Sumatera.

Sejak kejadian gempa dan tsunami pada akhir 2004 dan gempa-gempa besar susulan lainnya, banyak perubahan struktur di kawasan perairan Sumtera yang menarik minat banyak peneliti asing.Tim ahli dari Indonesia, AS dan Perancis kemudian bekerjasama memetakan struktur geologi dalam untuk memahami secara lebih baik sumber dan mekanisme gempa pemicu tsunami menggunakan citra seismik dalam.

Wednesday, September 30, 2009

CAMPING CERIA SEMERU 2009

TEMA- CAMPING CERIA SEMERU 2009, naik gunung koq pake repot.

WAKTU PELAKSANAANtanggal 24 - 27 september 2009

PESERTA KEGIATAN- semua member gappala baik yang aktif maupun yang belum...(makanya buruan login ya..)

SUSUNAN PANITIAPENANGGUNG JAWAB I :Gendon MarmoyoPENANGGUNG JAWAB II :Kokok Dharma LUkita
KETUA PELAKSANA :Candra PoncoKOORDINATOR LAPANGAN :Much. MarioSEKRETARIS UMUM :Erwinsyah IdrisBENDAHARA :Nurnaning kusumaSEKSI UMUM :Eko Prasetyo - Angga eka - Isna nur azizahGUIDE : JOKO GLEMBOH

MEETING POINT- Sekretariat univeritas gajayana malang, dimana peserta akan dijemput di stasiun dan terminal. untuk yang menggunakan jasa pesawat via bandara abdulrahman saleh harap konfirmasi terlebih dahulu. dan diiharapkan Pada tanggal 24 september sudah hadir di malang.

SCHEDULE KEGIATAN25 september 200905.00 – 07.00 Dinoyo – Tumpang07.00 – 08.00 sarapan pagi08.00 – 11.00 Tumpang - Ranupani by JEEP11.00 – 13.00 IShoma + perijinan13.00 – 17.00 ranupani – ranukumbolo18.00 – 21.00 RAnukumbolo – kalimati
26 September 200901.00 – 07.00 Kalimati – Puncak07.00 – 09.00 Sarapan di puncak09.00 – 11.00 Puncak – Kalimati11.00 – 14.00 Kalimati – Ranukumbolo14.00 - Acara Bebas
27 September 200909.00 – 12.00 Ranukumbolo – ranupani12.00 – 13.00 makan siang13.00 – 16.00 Ranupani Tumpang16.00 – 17.00 Tumpang – Malang

FASILITAS PESERTA :- Transportasi malang ranupane pp + antar jemput- Konsumsi 8x makan- Perijinan + asuransi- Guide + porter- Tshirt- Stiker

PERALATAN WAJIB- panitia masih kekurangan peralatan dan tentunya bagi member di daerah diharapkan bantuannya untuk membawa peralatan seperti tenda dan alat masak.
- peralatan pribadi wajib lainnya seperti sleeping bag, jas hujan, senter, masker, balaklava/kupluk,sepatu gunung..tidak lupa 1 orang bawa 1 kamera ya....kapan lagi bernarsis ria di puncak jawa.
biaya sekitar 450.000 all in.
disini kami mengerti untuk sedikit meringkas dan menekan harga namun mohon disadari juga harga sedemikian sudah sangat menguntungkan kita dengan fasilitas yang ada.
pembayaran DP paling lambat tanggal 25 agustus 2009.bonus khusus DVD movie- 50 outdoor skills- cartensz pyramidz : the sevent summit- into thin air
yang menyelesaikan pembayaran sebelum tanggal diatas.
pembayaran dapat dikirim melalui alamat di bawah ini :BCA : 7210136066 an. candra poncoBNI : 0121171026 an. candra poncoBRI : 01019768509 an. kokok dharma lukita
note :buat humas dan mody untuk menyebarluaskan berita ini tidak hanya pada khalayak ramai juga sama tetangga dekat.
KAOS KEGIATAN
Photobucket Photobucket
Photobucket
MORE INFO VISIT THIS.
http://cartensz.org/forum/index.php/topic,912.0.html
DAN
http://cartensz.org/forum/index.php/topic,894.msg25020/topicseen.html#new

Monday, September 28, 2009

Malaysia Klaim Budaya Indonesia Untuk Cari Identitas

Sejarawan Sumatera Barat Prof Dr Gusti Asnan menyatakan sikap Malaysia yang selalu mengklaim berbagai kebudayaan yang berasal dari Indonesia sebagai miliknya, hanya karena mereka sedang mencari identitas dirinya.

"Malaysia kini gamang melihat masa depannya. Hal itu terungkap sesuai penuturan sejumlah mahasiswa asal Malaysia yang tidak pernah mendengar cerita rakyat asal negaranya sebagai sebuah sejarah," kata Asnan di Padang, Sabtu.Ia mengatakan itu terkait atas sikap Malaysia yang telah beberapa kali membuat marah rakyat Indonesia karena negara itu mengklaim kesenian dan hasil budaya Indonesia, antara lain Reog Ponorogo, sebagai miliknya.Selain itu iklan pariwisata negara Jiran itu juga menampilkan tarian Pendet asal Indonesia, peristiwa yang paling akhir menjadi kontroversi antara Indonesia dan Malaysia. Namun Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta membantah bahwa negaranya mengklaim tari Pendet.Menurut Asnan, sikap Malaysia yang melakukan klaim budaya itu merupakan perampokan karya. Secara umum telah banyak yang dirampoknya akan tetapi secara keilmuan tidak ada jaminannya.

"Pada sisi lain `perampokan` budaya yang dilakukan Malasyia ternyata telah membangkitkan seluruh bangsa Indonesia dan menjadi bersatu," kata Asnan yang juga dosen Fakultas Satra Universitas Andalas itu.Buktinya, ketika tarian Pendet dicuri akibatnya semua suku di negeri ini apakah itu dari Maluku, Sulawesi, Irian Jaya, Minang maupun Jawa sendiri menjadi marah.Aksi timbal balik tersebut juga ternyata telah mampu `menyetrum` pemerintah yang seharusnya bisa menjaga budaya itu.

"Selama ini keseriusan pemerintah dalam melakukan inventarisasi, penjagaan dan pelestarian budaya masih rendah sehingga prilaku negara jiran itu diyakini telah mampu membangkitkan semangat bangsa ini," katanya.Sementara itu minimnya pengetahuan rakyat Malaysia terhadap sejarah negara mereka dibuktikan dari 40 mahasiswa asal negara jiran itu yang mengaku hanya sedikit dari mereka yang mengenal budayanya.Akan tetapi ketika datang ke Indonesia mereka justru tertarik mempelajari budaya Indonesia hingga sering diputar ulang.

"Mengapa itu bisa terjadi, lebih karena mereka menganggap Indonesia sebagai satu rumpum Melayu dengan Malaysia," katanya menambahkan asal muasal satu rumpun Melayu itu secara historis memang ada dan perbedaannya pun nyaris seperti benang tipis.Karena butuh sesuatu untuk dijual maka apa yang dimiliki Indonesia langsung dijualnya. Hal itu dilakukan lebih hanya untuk mencari identitas diri.

Bahaya-Bahaya Penelusuran Goa (2)






Survival dalam caving tidaklah dimungkinkan, oleh karena itu kecelakaan di dalam gua selalu berakibat fatal. Karena dilakukan dalam keadaan gelap total maka tingkat kesulitan dan resiko setiap aktifitas adalah 2 kali lipat daripada di luar gua. Apalagi di Indonesia belum ada (belum mampu) membentuk suatu tim rescue (SAR) gua baik secara lokal maupun nasional walaupun telah banyak gua dibuka sebagai obyek wisata. Di luar negeri fasilitas SAR adalah sarana mutlak bagi penyelenggaraan suatu obyek wisata gua.

NSS USA menyebutkan usia minimum penelusur gua (profesional dan amatir) adalah 20 tahun sebagai batas psikologis (kecuali beberapa gua wisata khusus mengijinkan siswa SD masuk). Alasan utamanya karena 90% kejadian kecelakaan menimpa mereka dengan klasifikasi "Young (Teenager) Male Unafiliated Novice" (Remaja/anak laki-laki belasan tahun yang tidak terlatih dan tidak terdaftar pada kelompok speleologi resmi). Namun di Indonesia tidak ada ketentuan batasan umur, bahkan di daerah tertentu seperti di Karang Bolong Jawa Barat remaja belasan tahun telah memasuki gua untuk menambang kapur atau sarang burung walet dengan peralatan tradisional. Maka jelas sekali bahwa kestabilan emosional dan keterlatihan/keterampilan yang memadai adalah syarat utama keselamatan penelusuran. Bahkan secara internasional syarat keterampilan ini seharusnya dinyatakan dalam bentuk sertifikasi yang dikeluarkan melalui kursus / pelatihan resmi oleh Federasi Speleologi setempat (di Indonesia adalah HIKESPI).

Oleh karena itu tidaklah berlebihan apabila kalangan penelusuran gua memiliki motto keselamatan "SEDIA PAYUNG SEBELUM MENDUNG" sehingga tidak cukup bersiaga dikala ada gejala bahaya namun justru jauh sebelum itu. Maka estimasi perubahan situasi harus senantiasa diperhatikan. Tingginya jam terbang, pengetahuan, keterampilan dan senioritas tidak cukup dijadikan patokan keamanan karena apa yang bakal dihadapi di dalam gua tidak seorangpun dapat memastikan. Etika pencegahan kecelakaan adalah :



1. Tidak memaksakan menelusuri gua bila badan kurang sehat.
2. Keterampilan kurang terutama pada gua vertikal.
3. Peralatan tidak lengkap, kurang terawat dan sudah uzur.
4. Kesiapan mental kurang (sedang patah hati atau stress).
5. Anggota terlemah adalah patokan standar penelusuran, apabila anggota terlemah mengalami gangguan maka saat itu juga penelusuran harus dihentikan tanpa dapat ditawar lagi.
6. Jumlah anggota kelompok tidak kurang dari 4 orang.
7. Jangan masuk gua di musim hujan, seorang penelusur gua pada masa ini biasanya cuti kegiatan dan hanya diisi dengan latihan ringan atau memperdalam pengetahuan.
8. Mintalah ijin kepada orang tua dan aparat daerah setempat dan instansi terkait sekaligus berpamitan dengan sejujurnya tentang tujuan dan lokasi kegiatan, perhatikan dengan cermat serta patuhi segala wejangan atau nasihat mereka.



Tinggalkanlah pesan sebagai berikut :
"Hari, tanggal
Nama pemimpin kelompok, alamat, no. telepon
Nama, alamat, telepon anggota lain
Tujuan memasuki gua: ILMIAH/OLAH RAGA/WISATA
Nama gua, lokasi : (dukuh, desa, kecamatan, kabupaten)

Mulai masuk gua pukul..... rencana keluar pukul..... APABILA SAMPAI PUKUL ..... BELUM KELUAR GUA MAKA MUNGKIN TELAH TERJADI KECELAKAAN MAKA HARAP SEGERA MELAPOR KEPADA LURAH, POLISI DAN MEMINTA BANTUAN DENGAN MENGHUBUNGI:
- NAMA, ALAMAT, NOMER TELEPON
- NAMA, ALAMAT, NOMER TELEPON
SEGALA PERONGKOSAN/UANG YANG DIPERLUKAN UNTUK MENERUSKAN BERITA INI AKAN DIGANTI DUA KALI LIPAT. TERIMA KASIH "


Formulir ini diberikan kepada pejabat dan instansi berwenang setempat dan ditempel di kaca mobil.

Macam-macam bahaya dalam Penelusuran Goa:

Terjatuh, seringkali akibat kesalahan estimasi terhadap jarak (distorsi) karena gelap. Melompat adalah hal yang haram dalam kegiatan penelusuran gua. Kekurangan oksigen dan gas beracun, lorong penuh kelelawar atau tumpukan guano, banyak terdapat akar pohon menjulur, tidak berair, berbau belerang dan pengap harus dihindari karena penuh dengan kandungan gas beracun seperti CO dan HS. Tanda-tanda umum kurangnya oksigen atau serangan gas racun biasanya terjadi pening dan halusinasi. Keruntuhan atap dan meledak, adalah kejadian tak terduga yang tidak dapat dihindari bisa diakibatkan gempa bumi atau ledakan dalam gua (jangan membuang sisa karbit dalam gua atau masuk ke lorong penuh guano dengan lampu karbit). Untuk menghindarinya perhatikan apakah lokasi tersebut merupakan bekas penambangan kapur atau dekat dengan lokasi peledakan dinamit sebuah proyek. Banjir, bisa dideteksi bila terdengar suara gemuruh dalam lorong, air sungai yang terasa hangat dan terlihat sampah hanyut dalam aliran air. Perhatikan batas air di dinding sehingga dapat diperkirakan ketinggian air saat banjir, tentukan juga sebuah lokasi atau cekungan di atas batas banjir sebagai tempat berlindung darurat bila terjebak banjir.

Hewan berbisa, walaupun menurut pakar biospeleologi mereka ini hidup di daerah mulut gua sampai 100 m ke dalam namun bisa saja hewan seperti ular ditemui jauh di dalam gua karena terhanyut aliran air atau terperosok ke dalam dari atap atau ventilasi gua. Hindarilah cekungan dan lobang di sekitar mulut gua karena di tempat itu mereka bersarang. Bahaya lain adalah gigitan kelelawar dapat mengakibatkan rabies, kotorannya (guano) menyebabkan histoplasmosis (penyakit jalan pernafasan seperti TBC) namun umumnya hewan gua tidak mengganggu.

Eksposure, hipotermia dan dehidrasi sangat mungkin terjadi akibat terpaan angin kencang dari aven (ventilasi gua atau jendela karst), baju yang basah karena berendam terlalu lama dalam air gua. Dehidrasi dapat dihindari dengan jalan minum sebelum haus (ingat sedia payung sebelum mendung) karena minum di saat haus datang berarti sudah sangat terlambat karena lebih dari 25% cairan tubuh telah lenyap, ingat penguapan cairan dan panas tubuh dalam gua terjadi sangat cepat tanpa terasa (bahkan dapat dilihat dengan jelas uap air yang keluar dari tubuh bila dilihat dengan sorot lampu).

Kegagalan peralatan, kelengkapan dan kecanggihan peralatan bukan jaminan apabila tidak diikuti dengan perawatan dan pengetesan rutin. Bahaya terbesar bagi penelusur gua 99% justru adalah di jalan raya, kelelahan akibat padatnya jadwal penelusuran mengurangi konsentrasi pada saat mengemudi. Jalan terbaik sewalah pengemudi profesional yang tidak terlibat dalam tim sebagai tenaga penunjang mobilitas.

FAKTA TENTANG SATWA INDONESIA

Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 17% satwa di dunia terdapat di Indonesia, walaupun luas Indonesia hanya 1,3% dari luas daratan dunia. Indonesia nomer satu dalam hal kekayaan mamalia (515 jenis) dan menjadi habitat dari sekitar 1539 jenis burung. Sebanyak 45% ikan di dunia, hidup di Indonesia.

Meskipun kaya, namun Indonesia dikenal juga sebagai negara yang memiliki daftar panjang tentang satwa liar yang terancam punah. Saat ini jumlah jenis satwa liar Indonesia yang terancam punah adalah 147 jenis mamalia, 114 jenis burung, 28 jenis reptil, 91 jenis ikan dan 28 jenis invertebrata (IUCN, 2003). Satwa-satwa tersebut benar-benar akan punah dari alam jika tidak ada tindakan untuk menyelamatkanya.

Perdagangan satwa liar menjadi ancaman serius bagi kelestarian satwa liar Indonesia. Lebih dari 95% satwa yang dijual di pasar adalah hasil tangkapan dari alam, bukan hasil penangkaran. Lebih dari 20% satwa yang dijual di pasar mati akibat pengangkutan yang tidak layak. Berbagai jenis satwa dilindungi dan terancam punah masih diperdagangkan secara bebas di Indonesia. Semakin langka satwa tersebut semakin mahal pula harganya.

Beberapa fakta lain:
Sebanyak 40% satwa liar yang diperdagangkan mati akibat proses penangkapan yang menyakitkan, pengangkutan yang tidak memadai, kandang sempit dan makanan yang kurang. Perdagangan satwa liar itu adalah kejam!

60% mamalia yang diperdagangkan di pasar burung adalah jenis yang langka dan dilindungi undang-undang. Perdagangan satwa liar itu adalah tindakan kejahatan!

70% primata dan kakatua yang dipelihara masyarakat menderita penyakit dan penyimpangan perilaku. Banyak dari penyakir yang diderita satwa itu bisa menular ke manusia.

Lebih dari 100.000 burung paruh bengkok setiap tahunnya ditangkap dari alam Papua dan Maluku. Penangkapan ini juga melibatkan oknum militer. Sebagian besar burung tersebut adalah ditangkap secara ilegal dari alam.

Burung paruh bengkok (nuri dan kakatua) ditangkap dari alam dengan cara-cara yang menyiksa dan menyakitkan satwa. Bulunya dicabuti agar tidak bisa terbang.

Setiap tahunnya ada sekitar 1000 ekor orangutan Kalimantan yang diselundupkan ke Jawa dan juga luar negeri. Sebagian besar orangutan yang diperdagangkan adalah masih bayi. Untuk menangkap seekora bayi orangutan, pemburu harus membunuh induk orangutan itu yang akan mempertahankan anaknya sampai mati.

Sekitar 3000 owa dan siamang setiap tahunnya diburu untuk diperdagangkan di dalam negeri dan diselundupkan ke luar negeri.

PERDAGANGAN SATWA DILINDUNGI ITU ADALAH KEJAM (Cruel)
KEJAHATAN (Crime)
NO KONSERVASI (No Conservation)

Perkembangan Speleologi di Indonesia





Speleologi berasal dari kata Spelaion (Gua) dan Logos (Ilmu) dalam bahasa Yunani. Arti umumnya adalah Ilmu Mengenal Gua namun secara khusus diartikan sebagai Ilmu Riset Dasar yang mempelajari lingkungan gua dan aspek ilmiah yang ada di dalamnya. Bidang ini menyangkut banyak cabang ilmiah dari bidang sains yang lain seperti Biologi (mikrobiologi), Geologi, Kimia, Meteorologi, Anthropologi, Arkeologi, Minerologi, Sedimentologi juga bidang ilmu yang bersifat sosial seperti Ilmu Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Sejarah, Turisme bahkan Mistik dan Legenda.


Di Indonesia baru ada pada pertengahan dekade 70-an. Diperkenalkan oleh dr. Robby Ko King Tjoen DV. melalui media massa. Tahun 1979 bersama Norman Edwin (Alm.) mendirikan SPECAVINA club Caving pertama di Indonesia. Setelah bubar pada awal dekade 80-an maka pada Tanggal 23 Mei 1983 dr. Robby mendirikan HIKESPI (Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia) yang mendapat pengakuan Internasional dengan terdaftar di UIS (Union Internationale de Speleologie - anggota Kelompok F UNESCO) dengan nama FINSPAC (Federation of Indonesian Speleological Activities). Dan dari Pemerintah RI (terdaftar di LIPI sebagai organisasi afiliasi profesi ilmiah) sebagai satu-satunya organisasi yang mewadahi semua kegiatan speleologi di Indonesia secara resmi.

Sejarah Caving






Masa Primitif, gua dihuni oleh manusia Cro Magnon dan berlindung, kuburan dan untuk pemujaan roh leluhur 1674, John Beaumont seorang ahli bedah dan ahli geologi amatir dari Samerset Inggris melakukan pencatatan laporan ilmiah penelusuran gua sumuran (potholing) yang pertama kali dan diakui oleh British Royal Society 1670 - 1680, Baron Johann Valsavor dari slovenia adalah orang pertama yang melakukan deskripsi terhadap 70 gua dalam bentuk laporan ilmiah lengkap dengan komentar, sketsa dan peta sebanyak 4 jilid dengan total mencapai 2.800 halaman. Atas jasanya British Royal Society memberikan penghargaan ilmiah kepadanya.




Pada tahun 1818, Kaisar Habsburg Francis I adalah orang yang pertama kali melakukan kegiatan wisata di dalam gua yaitu saat mengunjungi Gua Adelsberg (Sekarang Gua Postonja di eks Yugoslavia). Kemudian Josip Jersinovic yaitu seorang pejabat di daerah tersebut tercatat sebagai pengelola gua profesional yang pertama.


Mammoth Cave




Sedangkan ketika tahun 1838, Pengacara Franklin Gorin adalah tuan tanah yang memiliki areal dimana gua terbesar dan terpanjang di dunia yaitu Mammoth Cave di Kentucky AS. Olehnya gua tersebut dikomersialkan dan dipekerjakannya seorang mulatto bernama Stephen Bishop berumur 17 tahun sebagai budak penjaga gua tersebut. karena tugasnya tersebut Stephen Bishop dianggap sebagai Pemandu Wisata Gua Profesional (Cave Guide) pertama. Mammoth Cave sendiri terdiri dari ratusan lorong (Stephen Bishop menemukan sekitar 222 lorong) dengan panjang 300 mil hingga kini belum selesai ditelusuri dan diteliti. Tahun 1983 oleh usaha International Union of Speleology, Mammoth Cave diakui oleh PBB sebagai salah satu warisan dunia (World Herritage)



Tahun 1866-1888, pada masa ini diakui sebagai saat lahirnya Ilmu Speleologi yang dipelopori oleh Edouard Alfred Martel (1859-1938) berkat usaha kerasnya selama 5 tahun yang diakui sebagai Bapak Speleologi Dunia. Semua ini dalam suatu Kampanye Penelusuran Gua yang berisi metoda yang menggabungkan bidang Ilmu Riset Dasar dalam eksplorasi gua sehingga dapat dilakukan suatu penelitian yang Multi disipliner dan Interdisipliner. Metoda tersebut diakui oleh para ahli sebagi cara yang paling tepat, konstruktif dan efisien dalam meneliti lingkungan gua. Bahkan tata cara tersebut dianggap sebagai pokok penerapan disiplin, tata tertib, etika dan moral kegiatan Speleologi Modern pada masa sekarang.

Wednesday, September 23, 2009

Kehdupan Ular dan Jenis-jenisnya

Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang. Ular memiliki sisik seperti kadal dan sama-sama digolongkan ke dalam reptil bersisik (Squamata). Perbedaannya adalah kadal pada umumnya berkaki, memiliki lubang telinga, dan kelopak mata yang dapat dibuka tutup. Akan tetapi untuk kasus-kasus kadal tak berkaki (misalnya Ophisaurus spp.) perbedaan ini menjadi kabur dan tidak dapat dijadikan pegangan.

Habitat dan Makanan

Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular. Hanya saja, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular semakin jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung, di daerah Irlanda dan Selandia baru dan daerah daerah padang salju atau kutub.

Banyak jenis-jenis ular yang sepanjang hidupnya berkelana di pepohonan dan hampir tak pernah menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata di atas permukaan tanah atau menyusup-nyusup di bawah serasah atau tumpukan bebatuan. Sementara sebagian yang lain hidup akuatik atau semi-akuatik di sungai-sungai, rawa, danau dan laut.

 

 

Ular memangsa berbagai jenis hewan lebih kecil dari tubuhnya. Ular-ular perairan memangsa ikan, kodok, berudu, dan bahkan telur ikan. Ular pohon dan ular darat memangsa burung, mamalia, kodok, jenis-jenis reptil yang lain, termasuk telur-telurnya. Ular-ular besar seperti ular sanca kembang dapat memangsa kambing, kijang, rusa dan bahkan manusia.

Kebiasaan dan Reproduksi

Ular memakan mangsanya bulat-bulat; artinya, tanpa dikunyah menjadi keping-keping yang lebih kecil. Gigi di mulut ular tidak memiliki fungsi untuk mengunyah, melainkan sekedar untuk memegang mangsanya agar tidak mudah terlepas. Agar lancar menelan, ular biasanya memilih menelan mangsa dengan kepalanya lebih dahulu.

Beberapa jenis ular, seperti sanca dan ular tikus, membunuh mangsa dengan cara melilitnya hingga tak bisa bernapas. Ular-ular berbisa membunuh mangsa dengan bisanya, yang dapat melumpuhkan sistem saraf pernapasan dan jantung (neurotoksin), atau yang dapat merusak peredaran darah (haemotoksin), dalam beberapa menit saja. Bisa yang disuntikkan melalui gigitan ular itu biasanya sekaligus mengandung enzim pencerna, yang memudahkan pencernaan makanan itu apabila telah ditelan.

Untuk menghangatkan tubuh dan juga untuk membantu kelancaran pencernaan, ular kerap kali perlu berjemur (basking) di bawah sinar matahari.

Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur. Jumlah telurnya bisa beberapa butir saja, hingga puluhan dan ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bahkan ular sanca ‘mengerami’ telur-telurnya.

Sebagian ular, seperti ular kadut belang, ular pucuk dan ular bangkai laut ‘melahirkan’ anak. Sebetulnya tidak melahirkan seperti halnya mamalia, melainkan telurnya berkembang dan menetas di dalam tubuh induknya (ovovivipar), lalu keluar sebagai ular kecil-kecil.

Sejenis ular primitif, yakni ular buta atau ular kawat Rhampotyphlops braminus, sejauh ini hanya diketahui yang betinanya. Ular yang mirip cacing kecil ini diduga mampu bertelur dan berbiak tanpa ular jantan (partenogenesis).

Macam-macam Ular

Ular ada yang berbisa (memiliki racun, venom), namun banyak pula yang tidak. Akan tetapi tidak perlu terlalu kuatir bila bertemu ular. Dari antara yang berbisa, kebanyakan bisanya tidak cukup berbahaya bagi manusia. Lagipula, umumnya ular pergi menghindar bila bertemu orang.

Ular-ular primitif, seperti ular kaw

Macam-macam Ular

Ular ada yang berbisa (memiliki racun, venom), namun banyak pula yang tidak. Akan tetapi tidak perlu terlalu kuatir bila bertemu ular. Dari antara yang berbisa, kebanyakan bisanya tidak cukup berbahaya bagi manusia. Lagipula, umumnya ular pergi menghindar bila bertemu orang.

Ular-ular primitif, seperti ular kawat, ular karung, ular kepala dua, dan ular sanca, tidak berbisa. Ular-ular yang berbisa kebanyakan termasuk suku Colubridae; akan tetapi bisanya umumnya lemah saja. Ular-ular yang berbisa kuat di Indonesia biasanya termasuk ke dalam salah satu suku ular berikut: Elapidae (ular sendok, ular belang, ular cabai, dll.), Hydrophiidae (ular-ular laut), dan Viperidae (ular tanah, ular bangkai laut, ular bandotan).

Beberapa jenisnya, sebagai contoh:

Ular kisik alias ular lare angon, Xenochrophis vittatus

·          

Ular merupakan salah satu reptil yang paling sukses berkembang di dunia. Di gunung, hutan, gurun, dataran rendah, lahan pertanian, lingkungan pemukiman, sampai ke lautan, dapat ditemukan ular. Hanya saja, sebagaimana umumnya hewan berdarah dingin, ular semakin jarang ditemui di tempat-tempat yang dingin, seperti di puncak-puncak gunung, di daerah Irlanda dan selandia baru dan daerah daerah padang salju atau kutub.Kebanyakan jenis ular berkembang biak dengan bertelur.

Jumlah telurnya sekitar 20–50 butir, hingga ratusan butir. Ular meletakkan telurnya di lubang-lubang tanah, gua, lubang kayu lapuk, atau di bawah timbunan daun-daun kering. Beberapa jenis ular diketahui menunggui telurnya hingga menetas; bertelur sekitar 20–50 butir, Telur-telur ini menetas setelah 71–80 hari, bahkan ular ‘mengerami’ telur-telurnya.

slideshow

Fotoku

Fotoku
lagi ikut lomba birdwatching

Islamic Web Category

Powered By Blogger