Raja-udang adalah nama umum bagi sejenis burung pemakan ikan dari suku Alcedinidae. (Sementara penulis, dengan mengikuti taksonomi baru yang dirintis Sibley-Ahlquist di tahun 1990an, memecah suku ini menjadi tiga suku: Alcedinidae, Halcyonidae, dan Cerylidae).
Di seluruh dunia, terdapat kurang lebih 90 spesies burung raja-udang. Pusat keragamannya adalah di daerah tropis di Afrika, Asia dan Australasia.
Di seluruh dunia, terdapat kurang lebih 90 spesies burung raja-udang. Pusat keragamannya adalah di daerah tropis di Afrika, Asia dan Australasia.
Raja-udang merupakan burung yang berukuran kecil hingga sedang. Semua anggotanya berkepala besar; memiliki paruh yang besar pula, panjang dan runcing, nampak kurang seimbang dengan ukuran tubuhnya yang relatif kecil. Kaki pendek, begitu juga lehernya. Tiga jari yang menghadap ke muka, saling melekat sebagian di pangkalnya.
Banyak dari para anggotanya yang memiliki warna cerah, terutama biru berkilau dan coklat kemerahan, di samping warna putih. Pola warna sangat beragam.
Kebiasaan
Sebagian jenis raja-udang hidup tak jauh dari air, baik kolam, danau, maupun sungai. Sebagian jenis lagi hidup di pedalaman hutan.
Raja-udang perairan memburu ikan, kodok dan serangga. Bertengger diam-diam di ranting kering atau di bawah lindungan dedaunan dekat air, burung ini dapat tiba-tiba menukik dan menyelam ke air untuk memburu mangsanya. Raja-udang dikaruniai kemampuan untuk mengira-ngira posisi tepat mangsanya di dalam air, melalui bentuk lensa matanya yang mirip telur.
Raja-udang hutan kerap berdiam di kegelapan ranting pohon di bawah tajuk. Ia memburu aneka reptil, kodok dan serangga yang nampak di atas tanah atau di semak-semak. Mangsa dibunuh dengan memukul-mukulkannya ke batang pohon atau ke batu, baru dimakan.
Beberapa spesies, misalnya dari marga Alcedo, kerap terlihat terbang cepat dekat permukaan air dalam lintasan lurus, sambil mengeluarkan suara berderik nyaring. Beberapa jenis yang lebih besar kerap mengeluarkan suara yang keras dan kasar seperti pekikan.
Bersarang dalam lubang di tanah, tebing sungai, batang pohon atau sarang rayap. Telur antara 2-5 butir, biasanya keputih-putihan dan hampir bundar.
Ragam Jenis
Di Indonesia terdapat sekitar 45 spesies raja-udang, yakni separuh dari kekayaan jenis dunia. Lebih dari setengahnya, 26 spesies, hidup terbatas di bagian timur Indonesia: Nusa Tenggara, Maluku dan Papua (Andrew, 1992).
Beberapa jenis yang umum didapati di Indonesia, di antaranya:
Raja-udang Sungai (Alcedo atthis)
Raja-udang Punggung-merah (Ceyx rufidorsa)
Pekaka Emas (Pelargopsis capensis)
Cekakak Batu (Lacedo pulchella)
Cekakak Belukar (Halcyon smyrnensis)
Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris)
Cekakak Sungai (Todirhamphus chloris)
Cekakak Suci (Todirhamphus sanctus)
Cekakak-pita Biasa (Tanysiptera galatea)
Sebagian jenis raja-udang hidup tak jauh dari air, baik kolam, danau, maupun sungai. Sebagian jenis lagi hidup di pedalaman hutan.
Raja-udang perairan memburu ikan, kodok dan serangga. Bertengger diam-diam di ranting kering atau di bawah lindungan dedaunan dekat air, burung ini dapat tiba-tiba menukik dan menyelam ke air untuk memburu mangsanya. Raja-udang dikaruniai kemampuan untuk mengira-ngira posisi tepat mangsanya di dalam air, melalui bentuk lensa matanya yang mirip telur.
Raja-udang hutan kerap berdiam di kegelapan ranting pohon di bawah tajuk. Ia memburu aneka reptil, kodok dan serangga yang nampak di atas tanah atau di semak-semak. Mangsa dibunuh dengan memukul-mukulkannya ke batang pohon atau ke batu, baru dimakan.
Beberapa spesies, misalnya dari marga Alcedo, kerap terlihat terbang cepat dekat permukaan air dalam lintasan lurus, sambil mengeluarkan suara berderik nyaring. Beberapa jenis yang lebih besar kerap mengeluarkan suara yang keras dan kasar seperti pekikan.
Bersarang dalam lubang di tanah, tebing sungai, batang pohon atau sarang rayap. Telur antara 2-5 butir, biasanya keputih-putihan dan hampir bundar.
Ragam Jenis
Di Indonesia terdapat sekitar 45 spesies raja-udang, yakni separuh dari kekayaan jenis dunia. Lebih dari setengahnya, 26 spesies, hidup terbatas di bagian timur Indonesia: Nusa Tenggara, Maluku dan Papua (Andrew, 1992).
Beberapa jenis yang umum didapati di Indonesia, di antaranya:
Raja-udang Sungai (Alcedo atthis)
Raja-udang Punggung-merah (Ceyx rufidorsa)
Pekaka Emas (Pelargopsis capensis)
Cekakak Batu (Lacedo pulchella)
Cekakak Belukar (Halcyon smyrnensis)
Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris)
Cekakak Sungai (Todirhamphus chloris)
Cekakak Suci (Todirhamphus sanctus)
Cekakak-pita Biasa (Tanysiptera galatea)
saya sering mendengar kicauan burung ini di dekat rumah,,dan melihatnya dengan warna yang bervariasi, ada yang biru-hitam, ada yang biru muda..kira-kira jenisna pa ya(deskripsinya kurang lengkap ya?)Dan saya suka dengan suaranya yang berisik,,
ReplyDeletesebelumnya thanks udah mampir di blog saya :)
ReplyDeleteBiasanya sih yang umum sering terlihat di dekat persawahan / perairan itu kalo nggak cekakak sungai (Halcyon Chloris) / cekakak suci (Halcyon sancta)..kalo yang ada warna itemnya plus warna merah dan berukuran relatif besar itu jenis cekakak jawa (Halcyon cyanoventris) mbak..suaranya biasanya terdengar cekakakakakakak....kakak..kakak..kakak....
bedanya burung cekakak sama raja udang biasanya dilihat dari ukuran tubuhnya, raja udang lebih kecil dan pendek daripada cekakak..
coba cocokin suaranya ama yang disediakan link ini
ReplyDeletecekakak jawa
http://www.xeno-canto.org/browse.php?query=Halcyon+cyanoventris
cekakak sungai
http://www.xeno-canto.org/XCspeciesprofiles.php?species_nr2=8863.00
cekakak suci
http://www.xeno-canto.org/browse.php?query=Sacred+Kingfisher