Pada peringatan HLHS kali ini, PLH Siklus ITS khususnya divisi BABM mempunyai agenda kegiatan bersepeda seperti sebelumnya menelusuri fenomena-fenomena lingkungan yang terjadi di daerah Surabaya. Fenomena-fenomena yang kami teliti tak hanya pencemaran udara seperti studi kasus kami terdahulu namun juga fenomena-fenomena pencemaran lingkungan yang lainnya. Rute yang kami tempuh cukup jauh karena akan mengelilingi seluruh bagian Surabaya mulai dari timur, utara, barat, selatan lalu kembali lagi ke Surabaya Timur. Sikluser yang hadir dalam rangka HLHS kali ini cukup banyak dari kegiatan bersepeda sebelumnya yaitu berjumlah 10 Orang yang beranggotakan Rivel, Brain, Zain, Diah, Aji, Anis, Indi, Choirul, Sulis dan Febri. Start dimulai dari Kampus ITS pukul 07.30 menuju Mulyosari kemudian dilanjutkan kearah kawasan Jl. Kenjeran. Pada saat itu lalu lalang kendaraan bermotor sudah cukup banyak dan sedikit menimbulkan kemacetan di kawasan Kenjeran. Tampak beberapa pedagang ikan berjualan ikan hasil tangkapannya di pinggir jalan. Seharusnya pedagang-pedagang tersebut menyadari bahwa ikan-ikan yang dijual di pinggir jalan tersebut tidak baik untuk kesehatan, karena asap-asap kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan mengandung partikel-partikel berbahaya bagai kesehatan manusia jika ikut terkonsumsi. Kami kemudian berhenti disebuah warung di jalan Kenjeran untuk sarapan pagi.
Setelah selesai mengenyangkan perut kami melanjutkan perjalanan ke arah Jl. Kapasan. Selama perjalanan ke arah Jl. Kapasan kami tidak menemukan fenomena-fenomena lingkungan yang berarti. Masuk ke dalam daerah Pasar Kapasan kami dihadapkan pada Jalur yang searah di daerah menuju Kembang Jepun. Terpaksa kami harus melalui jalur tersebut dengan melawan arus kendaraan yang melaju dari arah barat. Pada sebuah pertigaan jalan menuju Jembatan Merah seorang sikluser (Sulis) hampir tertabrak motor namun untung saja motor tersebut sempat mengerem sehingga tidak ada korban dari kedua belah pihak. ^_^ Perjalanan kami akhirnya sampai di Jl. Gresik di daerah Moro Krembangan. Bersepeda di kawasan ini kami harus ekstra hati-hati karena jalanan sangat padat oleh kendaraan-kendaraan berat (Truk, Tronton, Fuso dll) yang lalu lalang menuju ke arah Pelabuhan maupun ke arah Gresik. Dapat kami simpulkan bahwa di daerah ini tingkat pencemaran udara cukup tinggi dan efeknya membahayakan bagi kesehatan.
Perjalanan terhenti karena team yang melakukan investigasi ”memergoki” adanya penyebab terjadinya pencemaran udara yaitu berada di bawah jembatan tol Krembangan; lebih tepatnya di Jalan Gresik, Bozem Kalianak, Kali Mas dan Barat Bozem Moro Krembangan. Pencemaran di bawah jembatan tersebut berupa penimbunan sampah-sampah organik dan sampah-sampah anorganik, partikulat-partikulat yang dari aktifitas kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang di sekitar wilayah tersebut seperti truk-truk besar pengangkut peti kemas.
Perjalanan terhenti karena team yang melakukan investigasi ”memergoki” adanya penyebab terjadinya pencemaran udara yaitu berada di bawah jembatan tol Krembangan; lebih tepatnya di Jalan Gresik, Bozem Kalianak, Kali Mas dan Barat Bozem Moro Krembangan. Pencemaran di bawah jembatan tersebut berupa penimbunan sampah-sampah organik dan sampah-sampah anorganik, partikulat-partikulat yang dari aktifitas kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang di sekitar wilayah tersebut seperti truk-truk besar pengangkut peti kemas.
Team pengendara sepeda kali ini mengunjungi SPOT terminal peti kemas di daerah Bozem Moro Krembangan. Di sini terdapat beberapa pabrik. Team menemukan bahwa salah satu dari pabrik tersebut, cerobong asapnya mengeluarkan banyak asap hitam pekat. Kami lalu menyelidiki pabrik apakah yang dengan seenaknya membuang banyak asap yang bisa merusak lapisan ozon itu. Sealin itu di wilayah tersebut terdapat beberepa SUTET yang didirikan dan anehnya ada beberapa rumah yang tinggal di are aSUTET itu. Hal ini sangat membahayakan kesehatan para keluarga yang tinggal dekat dengan SUTET karena resikonya akan terkena dampak radiasinya.
Perjalanan yang kami lalui semakin berat karena matahari pada waktu cukup terik dan asap-asap kendaraan tak henti-hentinya meneror kami selama perjalanan. Di daerah industri Kalianak Barat terdapat beberapa ekosistem mangrove yang cukup berperan untuk mereduksi asap-asap dari pencemaran udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik di sekitarnya. Di sana kami team detektif lingkungan BABM PLH Siklus ITS menemukan banyak gelondongan kayu besar dengan diameter 1 m dan panjang 10 m di sisi utara jalan. Semoga kayu-kayu ini bukan hasil dari illegal logging dan mempunyai dokumen resmi.
Akhirnya kami tiba di SPOT Jl. Margomulyo, dimana di SPOT ini terdapat banyak sekali kendaraan-kendaraan bermotor seperti truk pengangkut peti kemas dari pelabuhan. Hal itu dapat menimbulkan polusi yang cukup parah. Di sisi barat jalan juga terdapat sebuah pabrik Batu Bara yang cerobong asapnya sedikit mengeluarkan asap namun secara kasat mata tidak tampak beda dengan asap di Pabrik wilayah Moro Krembangan.
Perjalanan terhenti ketika ditemukan fenomena pembakaran sampah di sisi kiri Jalan Margomulyo. Kawasan ini ditumbuhi banyak pohon di sisi kiri dan kanan jalan sehingga tampak asri. Sangat jauh berbeda dengan kawasan di jalan Gresik (Krembangan) – Kalianak yang panas karena tidak ada pohon sebagai peneduh sama sekali.
Jalan Raya Manukan Kulon, sebuah pabrik udang mengeluarkan asap polusi udara. Selain itu juga terdapat limbah cair yang berada di sungai yang berasal dari limbah rumah tangga sehingga airnya berwarna putih susu. Limbah padat yang berasal dari limbah rumah tangga yang ditemui yaitu berupa sampah-sampah yang mengambang (ada di sekitar sungai).
Berhubung waktu sudah mendekati pukul 12.00 dan kami siklusers yang muslim harus melaksanakan kewajiban Sholat Jumat, maka kami berhenti selama kurang lebih 30 menit di Masjid Al-Qohar Jl. Lidah Kulon Surabaya no.1 Barat. Setelah itu merencanakan untuk singgah di rumah Febri (AM 21) untuk beristirahat dan makan siang. Kami kemudian menyusuri kawasan perumahan elit Citra Land untuk mengunjungi salah satu taman yang terdapat patung mirip singapura. Di sana kami mengabadikan beberapa foto untuk dokumentasi. Perjalanan panjang kami pun selesai sudah, kami akhirnya kembali ke ITS melalui JL. Mayjend Sungkono – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Gubeng- Jl. Kertajaya dan sampai di ITS tercinta sekitar pukul 17.00 BBWI.
Perjalanan bersepeda keliling Surabaya yang kami lakukan ini mungkin hanya sebagian kecil dalam usaha kami anggota PLH SIKLUS ITS untuk melihat fenomena-fenomena lingkungan apa saja yang terjadi di sekitar kami. Ternyata setelah kami tinjau langsung di lapangan, masih banyak terjadi pencemaran di beberapa tempat di Surabaya, khususnya pencemaran air dan udara. Untuk itu kami mengajak peran serta anda untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan tempat kita berpijak dari hal-hal yang dapat mengakibatkan pencemaran. Jika anda bisa berbuat lebih dari yang kami lakukan, mengapa tidak!!!!
nek pngn nulis d webnya siklus ntar t ksh username n psword mzen, ato minta k camel aj, hehe
ReplyDeleteokay2 sip norm...tengkyu udah mampir di blogQ :)
ReplyDeletejgn lp data2nya IIFF sgera direkap ya..