Beranda

Tuesday, March 16, 2010

Belajar tentang Survival, Belajar Berjuang untuk Hidup


DEFINISI

Menurut asal katanya Survival berasal dari bahasa Inggris, yaitu survive yang artinya mampu bertahan hidup atau mampu mempertahankan diri dari suatu keadaan tertentu. Survival itu sendiri merupakan suatu kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang berada pada keadaan darurat, oleh suatu sebab. Pengertian survival sebenarnya sangat luas sekali. Tidak terjadi di hutan atau gunung saja dan juga tidak tergantung lamanya waktu yang mungkin diperlukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang sedang ber-survival untuk terus bertahan hidup. Misalnya saja, terjadi kecelakaan pesawat dan penumpangnya ada yang masih hidup maka tindakann penumpang itu untuk bertahan hidup dapat dikatakan survival, karena ia berusaha untuk bertahan hidup. Jadi secara singkat dapat dikatakan, bahwa semua tindakan yang dilakukan untuk bertahan hidup pada keadaan darurat disebut survival. Tetapi, dalam tulisan ini pembahasan tentang survival akan dipersempit cakupannya hanya survival yang dilakukan di hutan termasuk di gunung atau di sungai yang disebut Jungle Survival.

Manusia/orang yang sedang menghadapi, dan mempertahankan dirinya dalam kondisi survival itu, dinamakan Survivor. Survivor ini dapat perorangan atau kelompok.

KONDISI SURVIVAL

A. MENGHADAPI KONDISI SURVIVAL

Dalam kondisi survival, survivor akan dihadapkan pada kondisi - kondisi yang dapat membuatnya stress, seperti ; ketakutan dan kecemasan, panas dan dingin, kehausan dan kelaparan, sakit dan kelelahan, kejenuhan dan kesepian serta kurang istirahat/tidur. Dapatkah survivor mengatasi semua itu ? ya harus !

Secara umum kondisi tersebut dapat dibagi menjadi tiga aspek, yaitu :

1. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah dan kurang istirahat/tidur dan sebagainya.

2. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan, bosan dan sebagainya.

3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, satwa liar dan sebagainya.

Ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Aspek fisiologis dan lingkungan dapat mempengaruhi aspek pisikologis. Musuh utama survivor adalah perasaan panik. Seringkali suatu peristiwa yang seharusnya bisa dihindarkan tetapi malah berakhir dengan kecelakaan yang fatal bahkan kematian. Jika seseorang tersesat di hutan atau gunung tanpa pengetahuan yang cukup mengenai teknik hidup di alam bebas, besar kemungkinan ia akan bergerak membabi buta karena panik yang menyebabkan terjepit dalam situasi kritis yang membuatnya tewas. Survival adalah kondisi yang lebih memerlukan kekuatan jiwa.

Kesiapan fisik dan mental merupakan kunci untuk berhasil tidaknya survivor bertahan hidup. Ada beberapa faktor yang menentukan survivor dapat keluar dari situasi dan kondisi survival, yaitu :

1. Mental

2. Kemauan dan kemampuan (mengembangkan kemauan dan kemampuan berpikir).

3. Teknik survival (memahami dan menguasai teknik teknik survival).

Hidup survivor tergantung pada dirinya sendiri, tetapi bukan berarti mengesampingkan kekuatan TUHAN, karena kemauan yang besar untuk tetap hidup mendorong survivor untuk tenang dan sabar dalam menghadapi kondisi survival. Semuanya itu tentu saja ditunjang oleh mental, kemauan dan kemampuan ber-suvival. Mental berarti survivor harus memiliki keyakinan dan motivasi untuk tetap hidup dan keluar dari kondisi survival, bukan meloloskan diri hanya untuk sementara waktu. Kemauan ini dalam arti usaha apa saja yang harus dilakukan agar dapat keluar dari kondisi survival, dalam hal ini menguasai keadaan, sedangkan kemampuan dapat diartikan kemampuan dalam menguasai keadaan dengan tindakan – tindakan logis, aman dan realistis. Hal lain yang menentukan sekali adalah teknik ber-survival, yaitu penguasaan dan pemahaman teknik survival/bertahan hidup di alam bebas.

Selain itu, untuk memantapkan diri dalam usaha menghadapi kondisi survival, tiap huruf dari kata “SURVIVAL merupakan singkatan – singkatan dari langkah – langkah langkah yang harus diingat dalam menghadapi kondisi survival, bila penggiat kegiatan alam bebas dihadapkan dalam kondisi tersebut, yaitu :

S ize up the situation.

Sadarilah kondisi survival tersebut. Bagaimana keadaan diri kita atau teman –teman kita ? Berapa banyak dan bangaimana kondisi bahan makanan dan perlengkapan kita? Dalam kondisi lingkungan seperti apa kita berada?

U ndue haste make a waste.

Berfikirlah sebelum bertindak. Tindakan yang terburu – buru cenderung menghasilkan kesia – siaan. Berfikir dan bertindak dengan bijaksana.

R emember were you are

Kenalilah lingkungan dimana kita berada. Pengenalan lingkungan sekitar memberikan rasa kenal dan berpengaruh terhadap rasa amam. Pengenalan medan merupakan hal yang sangat penting.

V anquish fear and panic.

Kuasailah rasa takut dan panik. Merasa takut adalah adalah hal normal dan perlu, sebab takut merupakan reaksi tubuh yang normal dan berfungsi menyiapkan tubuh dalam menghadapi kondisi tertentu. Perlu, karena rasa takut memberikan tambahan energi bagi tubuh bilamana diperlukan. Namun rasa takut akan berubah menjadi panik bila tidak dikontrol yang dapat menyebabkan orang bertindak terburu – buru dan membuang energi. Panik juga menyebabkan rasa sepi yang selanjutnya menyebabkan putus asa.

I mprovise

Berimprovisasilah. Salah satu cara mengatasi rasa takut adalah mengisi waktu dengan kegiatan yang ditujukan mengatasi kondisi survival. Ubahlah cara pandang dan berfikir terhadap apa yang ada disekitar kita.

V alue living

Hargailah hidup. Merupakan hal yang terpenting dalam menghadapi kondisi survival. Bagaimana sikap kita terhadap hidup dan harapan serta cita – cita dalam hidup kita akan menumbuhkan motivasi dan keyakinan untuk dapat bertahan dan keluar dari kondisi survival. Penghargaan terhadap hidup, akan menjauhkan diri dari rasa putus asa.

A ct like the native

Berlajarlah dari penduduk setempat. Karena mereka lebih mengetahui dan menguasai medan. Jika bertemu penduduk bersikaplah ramah. Ingat pepatah “Dimana bumi dipijak, disitulah langit dijunjung”

L earn basic skill

Belajar dan berlatihlah teknik – teknik dasar. Disinalah perlunya pemahaman dan pengusaan teknik survival. Kalau prosedur dan teknik survival telah dikuasai dan dipahami, sehingga merasuk dalam diri kita, maka hal – hal dalam menghadapi dan keluar dari kondisi Survival dapat dilakukan secara otomatis.

B. PRIORITAS – PRIORITAS KONDISI SURVIVAL

Apabila seorang penggiat kegiatan alam bebas telah memahami, dan mengerti dari singkatan – singkatan kata SURVIVAL dan penjabarannya tersebut, maka yang harus dilakukan selanjutnya adalah membuat prioritas dalam menghadapi kondisi survival. Walaupun, setiap kondisi survival dapat berbeda – beda. Karena tulisan ini membahas survival di hutan atau di gunung, maka prioritasnya pun untuk keperluan gunung hutan. Prioritasnya sebagai berikut :

1. Tindakan Pertolongan Pertama bila mendapat kecelakaan/cedera apapun bentuknya.

2. Mencari dan membangun shelter/bivak.

3. Memperoleh dan menghemat makanan.

4. Menyiapkan perlengkapan untuk memperoleh siyal darurat.

5. Jika memang diperlukan, persiapkan perjalanan.

Tindakan pertolongan pertama (PP) merupakan hal yang mutlak dilakukan dahulu bila survivor mendapat kecelakaan/cedera apapun bentuknya. Sebab bila dibiarkan, luka kecil yang tidak berbahaya bisa menjadi luka yang besar. Misalnya lecet atau tersayat duri akan infeksi dan semakin parah jika dibiarkan yang menimbulkan luka menjadi lebih besar.

Untuk meminta pertolongan, maka dapat digunakan siyal – siyal darurat yang dapat menarik perhatian orang atau regu penolong yang mencarinya. Sinyal – sinyal darurat tersebut dapat dibuat dan dilakukan dengan peralatan sederhana. Misalnya, pluit atau pada tempat tempat terbuka dapat menggunakan cermin atau benda mengkilat yang akan mencapai jarak yang jauh. Selagi matahari bersinar cerah pantulkan alat tersebut ke tempat – tempat yang diperkirakan banyak orang. Selain itu, isyarat untuk meminta pertolongan dapat dilakukan pula dengan membuat asap. Untuk memperoleh asap warna putih, bakarlah ranting atau kayu dalam jumlah banyak. Setelah menjadi bara maka siramlah dengan air secara teratur kea rah bara tersebut atau dapat dilakukan pula dengan membakar daun – daun kecil yang masih hijau dalam jumlah banyak. Maka akan dihasilkan asap berwarna putih.

Berteriak – teriak memang dilarang, tetapi untuk meminta pertolongan perhatikan dulu situasinya. Perhatikanlah bahwa regu penolong atau teman ada yang mencari dan bias dijangkau dengan terikan. Bila tidak, lebih baik menghemat tenaga dengan tidak berteriak – teriak.

Untuk melakukan prioritas lainnya, tentunya diperlukan suatu pengetahuan atau teknik. Karena akan lebih sulit melakukannya jika tidak mengetahui cara termudah atau tercepat dalam melakukannya. Teknik – teknik tersebut dapat dikatakan sebagi teknik survival.

2 comments:

  1. fiuuhh...lengkap sekali. Survival. Bertahan hidup

    ReplyDelete
  2. iya mbak ditha..slm kenal n mksih atas commentnya..

    ReplyDelete

Untuk siapa saja yang mengunjungi blog ini silahkan beri komentar, kritik, atau saran demi perbaikan blog supaya lebih bagus hasilnya kedepan.
Terimakasih.

slideshow

Fotoku

Fotoku
lagi ikut lomba birdwatching

Islamic Web Category

Powered By Blogger